
Harga Emas Sedang Melempem, Ini Kata Analis Wall Street

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia sudah sangat dekat dengan level US$ 1.800/troy ons sejak pekan lalu, tetapi masih gagal menembusnya. Dalam beberapa hari terakhir harga emas justru malah terkoreksi. Tentunya muncul pertanyaan apakah emas mampu melewati level psikologis tersebut.
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/7/2020), emas diperdagangkan di level US$ 1.775,44/troy ons, menguat tipis 0,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi tersebut menjauh dibandingkan pekan lalu, ketika emas mencapai US$ 1.788.96/troy ons.
Meski demikian, para analis tetap meyakini emas akan terus melaju naik. Harga emas yang menjauhi level psikologis US$ 1.800/troy ons dikatakan hanya koreksi sesaat.
Sementara itu, hasil survei Kitco terhadap 17 analis di Wall Street menunjukkan 12 orang atau 70% memprediksi emas akan menguat lagi pekan ini. Sebanyak 18% memprediksi melemah, dan sisanya netral.
Ole Hansen dari Saxo Bank dalam riset yang dikutip CNBC International mengatakan emas mampu melesat naik seperti di bulan April tersebut, tetapi Hansen mengatakan investor yang sabar akan menuai hasil yang besar di kuartal III-2020. Ketika harga emas melemah, akan membuka peluang untuk kembali membeli.
"Ini sangat jelas ada dasar di pasar, dan investor melakukan aksi buy on dip (beli saat harga emas turun)," kata Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Option LLC, sebagaimana dilansir Kitco. "Saya tidak akan menjual (emas) saat ini," tambahnya.
Penurunan harga emas juga diramal oleh Sean Lusk dari Wals Trading, tetapi lebih karena aksi ambil untung (profit taking). "Outlook emas tidak pernah sebaik ini. Anda mungkin melihat profit taking dalam waktu dekat, tetapi tren penguatan masih tetap terjaga," kata Lusk.
Sementara itu, Charlie Nedoss, ahli strategi pasar senior dari LaSalle Futures Group, melihat pergerakan emas dunia dari sisi analisis teknikal. Nedoss mengatakan tidak akan khawatir akan pelemahan harga emas, sampai menguji indikator rerata pergerakan 20 hari (20-day moving average) di kisaran US$ 1.750/troy ons.
Artinya, menurut Nedoss, emas masih akan dalam tren menguat selama di atas US$ 1.750/troy ons.
