Asing Kabur Setengah Triliun, IHSG Gagal Maning Tembus 5.000

Tri Putra, CNBC Indonesia
06 July 2020 15:33
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (6/7/20) di tutup di zona hijau dengan apresiasi sebesar 0,30% di level 4.988,86. IHSG kembali gagal ditutup melewati level psikologisnya di angka 5.000.

Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 546 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,7 triliun. Terpantau 226 saham harganya naik, 185 turun, dan 158 stagnan.

Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Telekomunikasi IndonesiaTbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 292 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 190 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia terpantau hijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik 3,81%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,83%, sedangkan STI Singapore juga naik 1,44%.

Selain itu, tenaga kenaikan IHSG hari ini datang dari rilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia (per Juni) oleh Bank Indonesia di angka 83,8 sedikit lebih rendah dari konsensus yang memperkirakan angka indeks tersebut bakal di level 84, artinya capaian IKK bulan Juni membaik dari posisi Mei sebesar 77,8.

Angka IKK ini mengkonfirmasi penguatan inflasi pada Juni lalu yang semakin jelas mengirimkan sinyal bahwa selera konsumsi masyarakat sudah kembali meningkat. Inflasi Juni tercatat sebesar 0,18% (secara bulanan) atau jauh di atas konsensus pasar di posisi 0,04%.

Sumber pembentuk inflasi berasal dari kenaikan harga pangan, transportasi, kesehatan dan rekreasi yang mengindikasikan bahwa Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang menggairahkan kembali aktivitas konsumsi dan ekonomi.

Dengan geliat konsumsi, maka ada peluang perekonomian kembali terkatrol apalagi di tengah perkembangan temuan vaksin anti-corona (strain terbaru) dari beberapa negara maju. Saham sektor konsumer, perjalanan, dan ritel berpeluang terkena aksi beli setelah sektor tersebut tertekan beberapa bulan terakhir akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia) terapresiasi menyusul laporan data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 92,39 poin atau 0,4% menjadi 25.827,36, Nasdaq naik 53,00 poin atau 0,5% menjadi 10.207,63 dan S&P 500 menguat 14,15 poin atau 0,5% menjadi 3.130,01. Sedangkan indeks kontrak berjangkanya Dow Futures terpantau naik 1,45%

Naiknya bursa Wall Street terjadi di tengah laporan data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan rekor lonjakan dalam pekerjaan di bulan Juni. Laporan itu mengatakan pekerjaan penggajian non-pertanian melejit sebesar 4,8 juta pekerjaan pada bulan Juni setelah melonjak 2,7 juta pekerjaan pada bulan Mei.

Sementara para ekonom telah memperkirakan lapangan kerja akan meningkat hanya sekitar 3,0 juta pekerjaan.

Departemen Tenaga Kerja juga mengatakan tingkat pengangguran turun menjadi 11,1% pada bulan Juni dari 13,3% pada bulan Mei. Di saat tingkat pengangguran diperkirakan akan turun ke 12,3%.

"Peningkatan 4,8 juta dalam penggajian non-pertanian pada bulan Juni memberikan konfirmasi lebih lanjut bahwa rebound ekonomi awal telah jauh lebih cepat daripada yang kami dan sebagian besar lainnya perkirakan," kata Michael Pearce, Ekonom Senior AS di Capital Economics, melansir RTTNews.

Selain itu, data ekonomi yang menggembirakan lainnya juga menopang kinerja ekuitas, indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) bulan Juni naik menjadi 52,6 dari 43,1 pada Mei. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi.

Sementara itu, pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS menunjukkan rebound besar di bulan Mei, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis kemarin. Pesanan pabrik melonjak 8,0% pada Mei setelah anjlok 13,5% pada April.

Data-data ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan, mensinyalir bahwa perekonomian Negeri Paman Sam tersebut mulai pulih dari hantaman keras pandemi Covid-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular