Ada Kabar Positif Vaksin Covid-19, Harga CPO Naik Nyaris 1%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 July 2020 12:30
ilustrasi kelapa sawit
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sepanjang pekan ini menguat nyaris 1% di Bursa Malaysia Derivatif, yakni tepatnya sebesar 0,8%, mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia.

Harga CPO kontrak pengiriman September pada Jumat (3/7/2020) berakhir menguat 1,06% ke RM 2.387/ton, dan 0,8% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Namun jika dibandingkan dengan posisi penutupan akhir 2019 di RM 3.052/ton, reli itu masih terhitung kurang signifikan.

Kabar positif seputar pengembangan vaksin anti-corona (strain terbaru) memicu ekspektasi aktivitas ekonomi bakal kembali pulih, sehingga menaikkan permintaan CPO dan produk turunannya yang banyak dipakai di sektor industri maupun energi.

Ketika harga minyak mentah menguat, permintaan biodisel dari minyak nabati pun diekspektasikan meningkat sehingga turut mengangkat harga CPO. Apalagi, pekan ini muncul kabar bahwa ekspor CPO Malaysia pada Juni naik hingga digit ganda secara bulanan.

Mengacu pada survei Societe Generale de Surveilance, ekspor minyak sawit Negeri Jiran pada Juni naik 21,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor minyak sawit Malaysia bulan lalu tercatat 1.510.023 ton, sementara pada Mei tercatat sebesar 1.246.988 ton.

Jika dirunut berdasarkan negara, ekspor ke Eropa sedikit naik, sebesar 0,8% secara bulanan, sedangkan ekspor ke China melesat 29,4%. Ekspor ke India mengalami lonjakan yang paling signifikan hampir 4 kali lipat, yakni  sebesar 254%, disusul AS (35,6%) dan Pakistan (+24,8%).

Kenaikan tersebut mengindikasikan adanya perbaikan permintaan seiring dengan pembukaan kembali ekonomi di banyak negara terutama dari negara-negara konsumen minyak nabati.

Di sisi lain Malaysia juga sedang menggugat Uni Eropa (UE) di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) terkait kebijakan diskriminatif terhadap sawit. Reuters melaporkan, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Mohd Khairuddin Aman Razali mengatakan bahwa kebijakan energi terbarukan UE menghambat praktik perdagangan bebas.

"Kebijakan yang diadopsi oleh UE melalui Regulasi Delegasi di bawah UE Renewable Energy Directive II telah membuat pelarangan yang tak masuk akal terhadap upaya Malaysia untuk mendorong nilai-nilai kesinambungan," tulisnya dalam sebuah pernyataan.

Negeri Jiran akan menggugat UE melalui mekanisme penyelesaian sengketa di WTO. Sebelumnya pada Desember lalu, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia juga telah menggugat UE di WTO. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan pangsa produksi mencapai 85% dari total produksi global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Profit Taking Jelang Akhir Pekan, Harga CPO Turun Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular