
Semester I Asing Kabur Rp 33 T, 5 Saham Ini Ramai di Lego

Jakarta, CNBC Indonesia - Capaian yang kurang elok dicatatkan oleh Indeks harga Saham Gabungan pada Semester I-2020. Dalam kurun waktu 6 bulan, IHSG harus rela terkoreksi sebesar 22,13%.
Sentimen negatif penurunan IHSG masih seputar virus corona yang mengakibatkan perekonomian global carut marut, termasuk Indonesia. Tercatat setelah pertama kali datang secara tak diundang pada Maret silam, Corona sudah menjangkit 57.770 orang di Indonesia per 1 Juli.
Bahkan sejak 2 pekan lalu virus yang menyukai kerumunan ini sudah konsisten menjangkit lebih dari 1.000 orang per hari, dan serpertinya angka ini akan terus naik.
Statistik ini tentu saja membuat investor asing takut, karena pemerintah Indonesia sepertinya belum sukses dalam menanggulangi virus nCov-19 ini. Tercatat pada semester pertama ini investor asing sudah melarikan dana sebesar Rp 32,82 triliun dari bursa lokal.
Berikut 5 saham yang paling banyak dilego investor asing pada semester ini.
Terpantau 4 di antara 5 saham yang paling banyak dijual asing bergerak di sektor perbankan. Hal ini karena Tahun 2020 ini memang menjadi tahun yang berat bagi industri perbankan selain dampak pandemi corona yang tentunya akan menyebabkan naiknya kredit macet dan penurunan pemberian pinjaman, mulai tahun 2020 ini perbankan juga diharuskan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerapkan standar akuntansi baru PSAK 71.
Standar yang mengacu kepada International Financial Reporting Standard (IFRS) 9 ini menggantikan PSAK sebelumnya yakni PSAK 55.Dalam PSAK baru ini, poin utamanya ialah pencadangan atas penurunan nilai aset keuangan berupa piutang, pinjaman, atau kredit.Dengan demikian, aturan akuntansi ini mengubah metode penghitungan dan penyediaan cadangan untuk kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih.
Efek PSAK 71 dan virus corona akan dirasakan secara berlipat ganda oleh sektor perbankan karena ketika kemungkinan gagal bayar pinjaman naik akibat pandemi Covid-19 maka jumlah pencadangan akan naik pula sehingga hal ini tentu akan berpengaruh pada laba sektor perbankan.
Akan tetapi di tengah derasnya arus dana yang keluar dari investor asing, ada 4 saham pilihan yang mendapatkan arus masuk dana dari investor asing selama semester pertama.
Terpantau 2 dari 4 saham yang dibeli bersih asing di pasar reguler yaitu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bergerak di sektor barang-barang konsumsi karena sektor ini karena sektor ini dianggap sebagai sektor yang difensif dan cukup kebal dalam menghadapi serangan Covid-19 karena produknya tetap di butuhkan walaupun dalam kondisi pandemi corona sekalipun sehingga investor asing merasa aman dalam menempatkan dananya di saham ini.
Selain itu pasar swalayan dan toserba yang menjadi ujung tombak penjualan barang-barang konsumsi masih diijinkan beroperasi ketika kebijakan PSBB dijalankan.
Anjloknya IHSG dan kaburnya investor asing dari bursa lokal bukan berarti tidak ada saham yang berhasil membawa 'cuan' bagi para investor pada periode ini. Berberapa saham terpantau berhasil reli di tengah ketidakpastian ekonomi.
Kenaikan tertinggi pada periode ini dicatatkan oleh saham emiten jasa transportasi laut PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang berhasil melesat 79,55%.
Secara kinerja, emiten pelayaran ini mencatatkan kenaikan laba bersih hingga melesat 380,48% pada kuartal I-2020. BULL mencatatkan laba bersih US$ 19,7 juta atau Rp 276 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) berbanding dengan kuartal I-2019 sebesar US$ 4,1 juta. Adapun pendapatan usaha naik sebesar 84,18% menjadi US$ 43,1 juta, dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 23,4 juta.
Berbanding terbalik dengan BULL, ternyata banyak saham yang harganya merana karena digerogoti oleh virus corona. Berikut 5 saham dengan koreksi terbesar di IHSG.
Koreksi terbesar dibukukan oleh PT Repower Asia Tbk (REAL) yang harganya terpaksa terkoreksi sebesar 80%. Perusahaan yang bergerak di sektor properti ini sendiri baru saja melakukan Initial Public Offering (IPO) dan melantai di BEI pada tanggal 6 Desember 2019 dengan harga Rp 100/unit dan meraup dana sebesar Rp 250 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000