
Kabar Baik Vaksin Corona, IHSG kok Belum Tembus Level 5.000?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (2/7/2020) berpotensi menguat terdorong naiknya dua indeks utama Wall Street di tengah kabar baik seputar vaksin virus corona yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech.
Pada perdagangan Rabu kemarin (1/7/2020) IHSG bergerak cukup fluktuasi antara keuntungan dan kerugian, hingga berakhir naik 9 poin atau 0,18% ke level 4.914,39 ditopang kemungkinan stimulus lanjutan oleh sejumlah bank sentral dunia guna memerangi virus corona.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Rabu mencapai Rp 6,18 triliun, dengan investor asing melakukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 377,80 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Ada sebanyak 161 saham yang mencatatkan kenaikan, sementara yang turun sebanyak 242 saham dan stagnan sebanyak 165.
Saham-saham yang naik di antaranya PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) naik 21,05%, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menguat 15,05%, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) terapresiasi 7,35%, sedangkan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) naik 5,44% dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 5,03%.
Kenaikan IHSG kemarin merespons data IHS Markit yang menunjukkan bahwa PMI manufaktur Indonesia periode Juni 2020 berada di angka 39,1, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 28,6.
Meskipun IHSG membukukan kenaikan, namun sentimen pasar cenderung negatif yang juga datang dari dalam negeri. Di mana Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi periode Juni 2020 dengan hasil yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar.
Inflasi Juni 2020 berada di 0,18% secara bulanan (month-to-month/MtM). Ini membuat inflasi tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 1,96% dan inflasi tahun kalender 1,09% yang menunjukkan daya beli masyarakat Indonesia mulai pulih kembali. Demikian disampaikan oleh Suhariyanto, Kepala BPS, dalam jumpa pers pada Rabu (1/7/2020).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median inflasi bulanan sebesar 0,025%. Sementara inflasi tahunan ada di 1,805% dan inflasi inti tahunan 2,42%.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (Kamis pagi waktu Indonesia) ditutup variatif.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 77,91 poin atau 0,3% menjadi 25.734,97. Sementara itu, Nasdaq melonjak 95,86 poin atau 1% menjadi 10.154,63 dan S&P 500 naik 15,57 poin atau 0,5% menjadi 3.115,86.
Penguatan Nasdaq dan S&P 500 terjadi setelah perusahaan farmasi raksasa Pfizer (PFE) dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech (BNTX) mengumumkan data positif dari uji coba tahap awal manusia terhadap vaksin virus corona.
Menurut laporan CNBC International, sebuah studi tentang kandidat vaksin virus corona yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech menunjukkan obat itu menciptakan antibodi penawar. Hasilnya dirilis secara online, tetapi belum ditinjau oleh jurnal medis.
"Kami didorong oleh data klinis BNT162b1, satu dari empat konstruksi mRNA yang kami evaluasi secara klinis, dan untuk itu kami memiliki temuan positif, awal, dan garis besar," kata Kathrin U. Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer, dalam sebuah rilis.
Perusahaan juga mengatakan bahwa, jika vaksin mendapat persetujuan regulator, pihaknya mengharapkan untuk membuat hingga 100 juta dosis pada akhir tahun dan mungkin akan menambah kapasitas menjadi lebih dari 1,2 miliar dosis pada akhir 2021.
Pada catatan pukul 07:40 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) koreksi 0,14% pada 25.540, sedangkan S&P 500 turun 0,19% menjadi 3.097 dan Nasdaq Composite 100 ambles 0,13% pada 10.255.
Pada perdagangan pagi ini Kamis (2/7/2020) kenaikan mayoritas bursa Wall Street kemungkinan menjadi pengerek IHSG ke zona hijau.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berusaha menguji area resistance, dengan garis BB yang sedikit melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung menguat atau naik.
Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.935 hingga area 4.975. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish kembali perlu melewati level support yang berada di area 4.890 hingga area 4.845.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang masih bermain di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG masih melemah.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 53, dengan garis yang terpantau bergerak naik artinya pergerakan cenderung untuk menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang mencoba menyentuh level resistance, dengan garis BB yang sedikit melebar maka pergerakan selanjutnya untuk naik atau menguat.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500