Semester I-2020, Semua Saham BUMN Merah & Ada yang Drop 52%

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 July 2020 10:14
Logo BUMN  (Dok Kementerian BUMN)
Foto: Logo BUMN (Dok Kementerian BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencatatkan penurunan selama tahun berjalan hingga perdagangan hari ini (1/7/2020) sebesar 21,99%. Dampak pandemi Covid-19 dinilai masih menjadi satu sentimen negatif bagi pasar saham global dan dalam negeri.

Investor asing juga tercatat masih melarikan dananya dari bursa lokal selama 6 bulan terakhir. Tercatat net sell di pasar reguler selama tahun berjalan sebesar Rp 32,7 triliun.

Penurunan ini juga terjadi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tercatat seluruh BUMN yang dipantau memiliki kinerja harga yang kurang ciamik secara tahun berjalan karena harganya terdepresiasi di tengah pandemi Covid-19.

Koreksi paling dalam dibukukan oleh PT Waskita Karya Tbk yang terkoreksi sebesar 52,86% selama tahun berjalan. Perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi ini tentunya terdampak oleh pandemi virus corona dan dengan terganggunya pekerjaan di bidang konstruksi karena pemberlakuan PSBB, ini akan menganggu tenggat waktu penyelesaian proyek-proyek WSKT.

Sedangkan kinerja harga saham kedua terburuk jatuh kepada perusahaan maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang terkoreksi sebesar 51% selama tahun berjalan. Tidak perlu diragukan lagi, salah satu sektor usaha yang paling terdampak dengan adanya pandemo nCov-19 ini adalah sektor penerbangan.

Saat diberlakukanya PSBB praktis maskapai penerbangan tidak dapat beroperasi, bahkan ketika PSBB sudah dilonggarkan, berpergian menggunakan pesawat juga dipersulit karena harus dilengkapi dengan berbagai ijin seperti surat test yang menyatakan bebas dari virus corona.

Selain itu pada kondisi seperti ini masyarakat juga enggan untuk berpergian menggunakan pesawat terbang apalagi berliburan sehingga dapat dimengerti apabila pendapatan GIAA turun karena digerogoti pandemi ini. Tercatat pada kuartal pertama 2020 GIAA membukukan rugi bersih sebanyak US$ 177 juta.

Sementara itu kinerja perusahaan Pelat Merah terbaik jatuh kepada PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang sahamnya 'hanya' terkoreksi sebesar 10.53% selama tahun berjalan. Hal ini terjadi karena setelah merekstrukturisasi utang, akhirnya KRAS mampu membukukan laba pertama kalinya sejak 8 tahun terakhir dengan laba bersih senilai US$ 74,14 juta pada kuartal pertama tahun 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten BUMN Dikabarkan akan Buyback Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular