Analisis Teknikal

Reli Wall Street Berlanjut, IHSG Berpeluang Hijau Hari Ini

Haryanto, CNBC Indonesia
01 July 2020 08:16
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (1/7/2020) berpeluang menguat merespons reli bursa saham Wall Street yang berhasil melonjak untuk membukukan kinerja terbaik kuartalan sejak 1987.

Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, Selasa (30/6/2020) IHSG berhasil masuk zona hijau, meski hanya menguat tipis 3,57 poin atau 0,07% menjadi 4.905,39 yang terdorong oleh kemungkinan stimulus tambahan bank sentral dunia guna memerangi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 6,9 triliun, investor asing pun kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 489,09 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 180 saham yang mencatatkan kenaikan, sementara yang turun sebanyak 229 saham dan stagnan sebanyak 156.

Saham-saham yang naik di antaranya PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) menguat 9,15%, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 8,42%, PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) terapresiasi 7,69%, sedangkan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) naik 7,66% dan PT Karya Bersama Anugerah Tbk (KBAG) naik 4,26%.

Salah satu sentimen positif kenaikan IHSG datang dari zona Euro. Di mana bank sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menambah paket stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sempat membuat gaduh di pasar keuangan global.

Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk membeli aset-aset keuangan melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Sehingga secara total ECB menggelontorkan uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya di 750 milia euro.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin atau Rabu dini hari tadi waktu Indonesia ditutup meguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 217,08 poin atau 0,85% menjadi 25.812,88, Nasdaq melambung 184,61 poin atau 1,87% menjadi 10.058,76 dan S&P 500 melesat 47,05 poin atau 1,54% menjadi 3.100,29.

Dow mengakhiri kuartal kedua (Q2) dengan kenaikan 17,8%. Itu adalah reli kuartalan terbesar rata-rata sejak kuartal pertama 1987, ketika melonjak 21,6%. S&P 500 mengalami lonjakan kuartalan terbesar sejak kuartal keempat 1998, melonjak hampir 20%. Sementara itu, Nasdaq Composite melonjak 30,6% untuk kuartal ini, kinerja kuartalan terbaik sejak 1999.

Para pelaku pasar terus mengungkapkan optimisme tentang prospek ekonomi, meskipun lonjakan dalam kasus virus corona baru terus berlanjut di beberapa negara.

Sentimen positif juga datang dari laporan Conference Board (CB) yang menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen yang lebih besar dari yang diperkirakan di bulan Juni. CB mengatakan indeks kepercayaan konsumen melonjak ke 98,1 pada bulan Juni dari 85,9 pada Mei. Para ekonom telah memperkirakan indeks kepercayaan konsumen naik ke 90,0 dari 86,6 yang semula dilaporkan untuk bulan sebelumnya.

"Pembukaan kembali ekonomi dan peningkatan relatif dalam klaim pengangguran membantu meningkatkan penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini," kata Lynn Franco, Direktur Senior Indikator Ekonomi di The Conference Board.

Pada catatan pukul 07:40 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) koreksi 0,34% pada 25.601, sedangkan S&P 500 turun 0,27% menjadi 3.082 dan Nasdaq Composite 100 ambles 0,15% pada 10.131.

Pada perdagangan pagi ini Rabu (1/7/2020) reli bursa Wall Street kemungkinan menjadi daya dorong IHSG untuk masuk zona hijau kembali.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.

Untuk melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.930 hingga area 4.980. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.885 hingga area 4.840.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah negatif dan mencoba berpotongan ke atas, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk naik.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 50 yang juga merupakan area pivot, dengan garis yang terpantau mendatar artinya pergerakan cenderung terbatas.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas atau sideways.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular