
Digempur Asing yang Kabur Rp 467 M, IHSG Tetap Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (30/6/20) akhirnya ditutup terapresiasi tipis sebesar 0,07% di level 4.905,39.
Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 467 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,9 triliun.
Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 32 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 217 miliar.
Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia terpantau hijau, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong terbang sebesar 0,52%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,33%, sedangkan STI Singapore juga naik 1,03%.
Sementara itu kabar baik datang dari Negara Paman Sam. Usai terkoreksi pada akhir pekan lalu, dini hari tadi tiga indeks saham utama Wall Street berhasil melenggang ke zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 579 poin atau 2,3%. Pada saat bersamaan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 1,5% dan 1,2%. Sementara itu indeks kontrak berjangka Dow Futures terpantau turun 0,41%.
"Data statistik [infeksi] virus corona di AS memburuk dalam sepekan terakhir...Namun para trader kembali tak menghiraukan sentimen negatif ini" kata Erik Bregar, kepala Strategi FX di Exchange Bank of Canada dalam sebuah catatan.
Beberapa analis seperti seperti Tom Lee dari Fundstrat Global Advisors, mengatakan bahwa mereka merasa terhibur karena fakta bahwa percepatan jumlah infeksi belum mengarah pada peningkatan kematian yang nyata.
"Meskipun ada banyak 'berita utama' Covid-19 yang mengkhawatirkan selama akhir pekan angka 'catatan kasus' kematian harian AS yang dikaitkan dengan Covid-19 turun ke level terendah baru 253," kata Lee dalam emailnya kepada klien.
"Dan sementara banyak yang cenderung menjadi 'full blown' bearish lagi, kami pikir perbedaan dalam perawatan Covid-19 (kasus vs kematian) serta jalur yang mencerminkan [kasus] di NYC mendekati puncaknya memberi tahu kami kami mungkin [kita] dekat dengan titik dimana kasus mulai lambat," tambahnya.
Lonjakkan kasus yang kembali terjadi akhir-akhir ini membuat WHO berkomentar. Meski banyak negara sudah membuat kemajuan, secara global, pandemi terus merebak dengan pesat" kata Direktur Jendeal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah video konferensi.
"The worst is yet to come" begitu kata Tedhros. "Saya mohon maaf harus mengatakan hal tersebut, tetapi dengan kondisi seperti sekarang ini kita takut hal yang terburuk akan terjadi. Oleh sebab itu kita harus menyatukan tindakan untuk melawan virus berbahaya ini bersama-sama" ungkapnya.
Selanjutnya, sentimen positif juga datang dari zona Euro. Bank sentralnya diperkirakan akan menambah paket stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sempat membuat gaduh di pasar keuangan global.
Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk membeli aset-aset keuangan melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Sehingga secara total ECB menggelontorkan uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya di 750 miliar euro.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan dampak pandemivirus corona (Covid-19) yang menghantam ekonomi dalam negeri. Jokowi menyatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 diprediksi berada pada posisi minus alias terkontraksi.
"Pada kuartal pertama kita bisa tumbuh, masih tumbuh keadaan normal di atas 5 persen, tapi kuartal pertama kita tumbuh 2,97 persen. Masih bisa tumbuh," kata Jokowi dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Selasa (30/6/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000