Menghitung Waktu, Emas Selangkah Lagi ke Level US$ 1.800/Oz

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 July 2020 08:32
FILE PHOTO: Gold bullion is displayed at Hatton Garden Metals precious metal dealers in London, Britain July 21, 2015. REUTERS/Neil Hall/File Photo
Foto: Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia emas terus bergerak mendekati US$ 1.800 per troy ons. Perkembangan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang memburuk terus mendorong harga aset safe haven ini naik lebih tinggi.

Peningkatan kasus infeksi virus corona di berbagai negara masih harus terus dipantau. Sudah lebih dari 10,3 juta orang di dunia dinyatakan positif terinfeksi virus berbahaya itu. Lebih dari 500 ribu nyawa orang di dunia melayang jadi korban keganasan sang virus.

AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia dengan total tak kurang dari 2,6 juta orang dinyatakan mengidap Covid-19. Penasihat Kesehatan Gedung Putih Dr. Anthony Fauci memperingatkan bahwa pertambahan jumlah kasus di AS bisa sangat mengerikan dengan 100 ribu kasus per hari.

Negeri Adidaya tersebut kini melaporkan lebih dari 40 ribu kasus baru setiap harinya. Hampir dua kali lipat dari 22,8 ribu pada pertengahan Mei lalu. Lonjakan kasus paling banyak dilaporkan di bagian selatan dan barat. Fauci mengatakan 50% dari total kasus baru berasal dari empat negara bagian : Florida, California, Texas dan Arizona.

"Saya tidak bisa membuat prediksi yang akurat tetapi ini akan menjadi sangat mengganggu" kata Fauci kepada senator saat audiensi dengan komite senat bidang kesehatan, pendidikan, tenaga kerja dan pensiunan.

"Kita sekarang punya lebih dari 40 ribu kasus baru per harinya. Saya tidak akan terkejut jika angkanya naik ke 100 ribu per hari jika tak ada pembalikan arah, sehingga saya sangat prihatin," tambahnya, mengutip CNBC International.

Kekhawatiran bahwa lockdown akan kembali diterapkan dan ekonomi menjadi semakin terpuruk membuat minat terhadap logam mulia emas semakin tinggi. Rabu (1/7/2020) pada 07.45 WIB, harga emas masih mampu menguat meski tipis 0,05% ke US$ 1.781,59/troy ons.

Kemarin harga bullion naik 0,57% ke US$ 1.780,67 per troy ons. Kini harga emas hanya berjarak US$ 20 dari level US$ 1.800 per troy ons. Melihat kondisi dan fundamental emas, banyak yang optimis level tersebut dapat ditembus.

"Lonjakan harga [emas] disambut dengan ceria dan hampir pasti akan menjadi penutupan yang kuat yang menjadi dasar untuk mendorong harga ke US$ 1.800 dalam waktu singkat." kata kepala trading derivatif logam dasar dan logam mulia BMO, Tai Wong, sebagaimana diwartakan Reuters.

Memang untuk saat ini dunia sedang dibayangi dengan inflasi yang rendah atau bahkan deflasi.

Namun ketika suku bunga rendah dan bank sentral terus berupaya menggelontorkan stimulus dengan menyuntikkan uang ke perekonomian ancaman inflasi yang lebih tinggi di masa depan semakin membuat prospek emas jangka panjang kian menarik. 

Di sisi lain emas juga diuntungkan ketika suku bunga rendah, karena emas merupakan investasi yang tidak memberikan imbal hasil. Sehingga dalam bahasa ekonominya, opportunity cost untuk memegang aset berupa emas menjadi rendah. 

"Apa yang memicu fundamental pasar emas menjadi bullish tetaplah sama yaitu perkembangan Covid-19 yang membuat permintaan aset safe haven naik, dan stimulus bank sentral yang dapat menyebabkan inflasi di masa mendatang" kata Kitco Metals senior analyst Jim Wyckoff.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Goldman Sachs: Harga Emas Bisa Tembus di Atas US$ 2.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular