
Sedih, Kayaknya Rupiah Mau Melemah 5 Hari Beruntun...

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode Juni 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median inflasi bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,025%. Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) ada di 1,805% dan inflasi inti tahunan 2,42%.
Apabila realisasinya nanti sesuai dengan ekspektasi pasar, maka terjadi perlambatan laju inflasi. Pada Mei, inflasi MtM tercatat 0,07%, kemudian YoY sebesar 2,19%, dan inflasi inti YoY adalah 2,65%.
Bank Indonesia punya proyeksi yang lebih rendah dibandingkan pasar. MH Thamrin memperkirakan terjadi deflasi -0,01% MtM sehingga inflasi tahunan menjadi 1,76%. Kali terakhir inflasi tahunan berada di bawah 2% adalah pada Mei 2000 atau lebih dari 20 tahun lalu.
Inflasi rendah memiliki banyak kemungkinan. Satu, pasokan barang dan jasa memadai sehingga tidak ada tekanan harga. Dua, ekspektasi inflasi terkendali sehingga konsumen dan produsen melihat tidak ada kebutuhan untuk menaikkan harga.
Tiga, ada masalah di daya beli rumah tangga. Sepertinya poin ketiga ini yang mendominasi. Permintaan memang sedang turun, kalau tidak mau dibilang anjlok.
Selain aktivitas masyarakat yang sangat terbatas akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penurunan permintaan juga disebabkan oleh gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tidak sedikit pengusaha yang melambaikan tangan ke kamera tanda menyerah, karena keterbatasan produksi dan penurunan penjualan.
Per 27 Mei, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sudah 3.066.567 pekerja yang terdampak pandemi corona. Sebanyak 1.757.464 orang sudah melalui proses cleansing, sudah jelas siapa dan di mana tempat tinggalnya. Sedangkan sisanya masih ditelusuri.
Dari 1.757.464 pekerja tersebut, sebanyak 380.221 orang adalah korban PHK di sektor formal dan 1.058.284 dirumahkan (furlough). Sisanya adalah pekerja sektor informal.
Saat tidak ada mata pencarian, para korban PHK itu tentu tidak bisa melakukan konsumsi seperti biasanya. Harus ada bagian dana yang disimpan sampai mendapat pekerjaan lagi.
Sedangkan bagi yang belum menjadi korban PHK juga ada kekhawatiran. Amit-amit, tetapi dalam situasi seperti sekarang 'vonis' PHK bisa datang kapan saja. Oleh karena itu, lebih baik mempersiapkan diri dengan berhemat karena tidak ada yang tahu besok masih bisa bekerja atau tidak.
Kecemasan terhadap ketersediaan lapangan kerja ini tergambar dari survei konsumen BI. Pada Mei, indeks Ketersediaan Lapangan Kerja anjlok ke 28,2.
So, wajar saja inflasi domestik begitu rendah bahkan ada peluang deflasi. Alih-alih menjadi kabar baik, inflasi rendah semakin menegaskan bahwa daya beli rakyat sedang bermasalah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
