
Investor Berpaling ke Pasar Saham, Obligasi RI Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Selasa (30/6/2020) mengalami pelemahan karena investor beralih masuk ke aset berisiko di tengah kemungkinan stimulus tambahan sejumlah negara guna menangani pandemi virus corona (Covid-19).
Investor sebelumnya menghindari aset berisiko dan masuk ke aset pendapatan tetap dalam beberapa hari terakhir akibat lonjakan kasus terinfeksi virus corona yang memberikan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Kendati demikian, sentimen positif mulai tumbuh bank sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menambah paket stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19 yang sempat membuat gaduh di pasar keuangan global.
Awal pekan ini ECB menambah dana sebesar 600 miliar euro untuk membeli aset-aset keuangan melalui Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP). Sehingga secara total ECB menggelontorkan uang senilai 1,35 triliun euro jika ditambah dengan nominal sebelumnya di 750 milia euro.
Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0081 bertenor 5 tahun justru menguat.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0082 dan FR0080 yang bertenor 10 dan 15 tahun dengan kenaikan yield 3,90 basis poin (bps) untuk masing-masing menjadi 7,233% dan 7,66%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Perbandingan Yield SBN RI 30 Juni 2020
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Juni'20
Seri | Jatuh tempo | Yield 29 Juni'20 (%) | Yield 30 Juni'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 30 Juni'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.586 | 6.568 | -1.80 | 6.4847 |
FR0082 | 10 tahun | 7.194 | 7.233 | 3.90 | 7.1707 |
FR0080 | 15 tahun | 7.621 | 7.66 | 3.90 | 7.6125 |
FR0083 | 20 tahun | 7.653 | 7.657 | 0.40 | 7.6173 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) yang justru menguat. Indeks tersebut naik 0,37 poin atau 0,13% menjadi 278,82 dari posisi kemarin 278,45.
Penurunan di pasar surat utang hari ini senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Selasa ini (30/6/2020), Rupiah melemah 0,07% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.180/US$ di pasar spot.
Penurunan harga SUN tidak senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terburuk kedua dengan kenaikan yield sebesar 3,90 bps.
Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mencatatkan penurunan tingkat yield, kendati bervariatif. Surat utang negara yang paling menguat yaitu Brasil, yang mengalami penurunan tingkat yield sebesar 14,00 basis poin (bps). Sementara yang paling melemah yaitu surat utang negara Rusia dengan kenaikan tingkat yield 6,00 bps.
Hal tersebut mencerminkan investor global masuk ke aset berisiko di tengah harapan stimulus tambahan bank sentral dunia dan cenderung memilih obligasi negara lainnya dibandingkan obligasi Tanah Air.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 29 Juni'20 (%) | Yield 30 Juni'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 6.92 | 6.78 | -14.00 |
China (A+) | 2.898 | 2.9 | 0.20 |
Jerman (AAA) | -0.471 | -0.48 | -0.90 |
Prancis (AA) | -0.112 | -0.129 | -1.70 |
Inggris Raya (AA) | 0.177 | 0.149 | -2.80 |
India (BBB-) | 5.906 | 5.888 | -1.80 |
Jepang (A) | 0.017 | 0.035 | 1.80 |
Malaysia (A-) | 3.049 | 3.057 | 0.80 |
Filipina (BBB) | 2.808 | 2.794 | -1.40 |
Rusia (BBB) | 5.68 | 5.74 | 6.00 |
Singapura (AAA) | 0.92 | 0.904 | -1.60 |
Thailand (BBB+) | 1.21 | 1.2 | -1.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.648 | 0.631 | -1.70 |
Afrika Selatan (BB+) | 9.21 | 9.24 | 3.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya