
Wall Street Hijau, IHSG Siap-siap Rebound Menuju 4.970

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (30/6/2020) berpeluang rebound atau balik arah menguat mengikuti bursa Wall Street AS yang ditutup menghijau.
Penguatan saham di AS karena pelaku pasar masih membeli saham-saham yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi, meski lonjakan Covid-19 kembali muncul.
Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, Senin (29/6/2020) IHSG ditutup melemah tipis bahkan cenderung flat yang turun hanya sebesar 2,27 poin atau 0,05% ke level 4.901,82 karena aksi jual asing di tengah meningkatnya kekhawatiran gelombang kedua serangan virus corona setelah adanya pelonggaran pembatasan aktivitas guna menghidupkan kembali roda perekonomian.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Senin kemarin sebesar Rp 5,33 triliun, investor asing lagi-lagi masih melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 600,48 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 252 saham yang membukukan penurunan, sementara yang naik sebanyak 155 saham dan stagnan sebanyak 151.
Saham-saham yang turun di antaranya PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (-6,73%), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) (-5,26%), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) (-4,10%), Sedangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (-2,85%) dan PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (-2,74%).
Koreksi IHSG atau bahkan mayoritas pasar saham global kemarin terdorong oleh dampak dari pandemi virus corona terhadap ekonomi yang menuju jurang resesi.
Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar untuk masuk aset berisiko, sehingga banyak investor yang lebih baik menunggu atau wait and see bahkan melarikan dananya ke aset yang minim risiko seperti obligasi atau menuju aset safe haven.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Senin kemarin atau Selasa pagi waktu Indonesia berhasil ditutup menghijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 580,25 poin atau 2,32% menjadi 25.595,80, Nasdaq melambung 116,93 poin atau 1,20% menjadi 9.874,15 dan S&P 500 naik 44,19 poin atau 1,47% menjadi 3.053,24.
Rebound atau penguatan bursa Wall Street dipicu setelah pelaku pasar mengabaikan sejenak laporan tentang penyebaran virus corona dan masuk kembali pasar saham di tengah harapan bahwa bank sentral akan lebih agresif memberikan stimulus dalam waktu dekat.
Saham-saham yang berkontribusi terhadap terangkatnya indeks utama Wall Street adalah saham Boeing yang naik lebih dari 14% dalam sehari setelah terdengar kabar bahwa tes terhadap Boeing 737 yang sempat mengalami kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia akan dilakukan mulai Senin ini dan dalam waktu tiga hari ke depan.
Harga saham Apple juga melonjak pada perdagangan dini hari tadi dengan apresiasi 2,3%. Sementara itu saham Facebook yang sempat terkoreksi akhirnya juga melenggang ke zona hijau dengan kenaikan sebesar 2,1%.
Pada catatan pukul 07:40 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,02% pada 25.502, sedangkan S&P 500 naik 0,07% menjadi 3.050 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,10% pada 9.983.
Pada perdagangan pagi ini Selasa (30/6/2020) rebound bursa Wall Street menjadi angin segar IHSG untuk masuk zona hijau.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot setelah rebound dari level support, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya cenderung naik menguji area resistance.
Untuk merubah bias menjadi bullish, perlu melewati level resistance yang berada di area 4.920 hingga area 4.970. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati level support selanjutnya yang berada di area 4.875 hingga area 4.825.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah negatif dan mencoba berpotongan ke atas, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk rebound atau naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 53 dengan garis yang terpantau naik setelah berada di area jenuh jual, artinya ada kemungkinan pergerakan untuk naik atau menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot setelah menyentuh level support, dengan garis BB yang mulai menyempit maka pergerakan selanjutnya untuk rebound kendati terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500