Kinerja IHSG

Rapor Bursa RI Saat Covid-19: Masih Juru Kunci di Asia!

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 June 2020 14:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Selain kinerja IHSG yang masih melorot, kinerja sektoral juga menjadi perhatian. Berikut kinerja sektor di BEI secara year to date 19 Juni 2020:

Indeks Sektoral

Berkaitan dengan sektoral di BEI, sebenarnya tidak semua sektor terdampak sama parahnya, oleh virus yang menyukai kerumunan ini.

Tercatat saat periode Januari-Februari 2020 ketika Covid-19 belum masuk ke Indonesia, memang semua sektor terkena dampak penurunan yang parah karena munculnya ketidakpastian dan tentunya ketidakpastian adalah musuh utama pasar modal sehingga para investor melakukan panic sell yang menyebabkan semua sektor di IHSG terdepresiasi.

Pada periode ini tercatat sektor keuangan yang paling mampu bertahan dengan depresiasi sebesar 7,89% dan sektor agrikultur menjadi sektor yang paling terdampak parah dengan penurunan sebesar 22,41%.

Kala itu sektor agrikulturlah mengalami depresiasi paling berat sebab harga CPO yang menjadi urat nadi sektor agrikultur sudah turun 14,7% selama tahun berjalan yang dikarenakan oleh berkurangnya permintaan karena negara-negara lain yang sudah terjangkit corona terlebih dahulu mulai melakukan penguncian wilayah dan pembatasan sosial sehingga pabrik-pabrik tidak dapat beroperasi.

Akan tetapi setelah kepanikan mereda dan investor mulai melihat data-data laporan keuangan perusahaan dan prospek ekonomi ke depan, baru terlihat sektor mana yang menjadi 'pemenang' dan sektor mana yang menjadi 'pecundang'.

Tercatat setelah RI 1 mengumumkan tamu tak diundang bernama corona telah tiba di Indonesia, sektor barang konsumsi berhasil terapresiasi 5,68% karena sektor ini karena sektor ini dianggap sebagai sektor yang defensif dan cukup kebal dalam menghadapi serangan Covid-19 karena produknya tetap di butuhkan walaupun dalam kondisi pandemi corona sekalipun.

Selain itu pasar swalayan dan toserba yang menjadi ujung tombak penjualan barang-barang konsumsi masih diijinkan beroperasi ketika kebijakan PSBB dijalankan.

Sedangkan sektor yang terdampak paling parah oleh virus corona tentu saja sektor Properti karena salah satu konstituen sektor ini adalah perusahaan pengelola pusat perbelanjaan alias mal, di mana bahkan sebelum diberlakukanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berberapa kota di bulan Maret, jumlah pengunjung pusat perbelanjaan sudah turun karena banyak warga yang takut berpergian ke tempat umum yang ramai dikunjungi orang.

Praktis setelah diberlakukanya PSBB di Jakarta pada bulan Maret kondisi mal-mal di Jakarta semakin memprihatinkan. Banyak mall yang tidak diijinkan untuk beroperasi, kalaupun boleh beroperasi, tenant yang masih diperbolehkan buka hanyalah tenant yang bergerak di industri tertentu seperti pasar swalayan dan farmasi. Hal ini tentunya mengakibatkan turunnya jumlah pengunjung pusat perbelanjaan secara drastis.

Tak hanya terdampak di sektor Pusat Perbelanjaan, kemampuan emiten pengembang properti untuk menjual produknya baik rumah maupun apartemen juga berkurang karena daya beli masyarakat yang turun. Hal ini menyebabkan indeks sektoral properti terdepresiasi paling parah yaitu sebesar 20,65%.

Data BEIFoto: Dok IDX
Data BEI

Selain kinerja harga yang buruk, ternyata virus corona ini memberikan dampak bagi total transaksi di IHSG, tercatat rata-rata nilai transaksi di IHSG turun 15,25% dari Rp 9,11 triliun per hari menjadi Rp 7,72 triliun per hari.

"Kinerja industri pasar modal di tengah wabah Covid, di 2020, ada beberapa event yang tidak bisa kita lupakan. Pertama pandemi Covid, pada saat Januari banyak negara negara yang terkena Covid-19. Kedua, pemilu AS juga akan berlangsung November, menarik, akan pengaruh ke politik Luar Negeri AS," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, dalam pemaparan virtual, Jumat (26/6/2020).

Tampaknya investor semakin enggan untuk bertransaksi di bursa lokal karena ketidakmampuan Indonesia dalam menghadapi virus corona, selain itu peraturan baru dari BEI yang memangkas jam perdagangan menjadi jam 9:00 WIB sampai 15:15 WIB dan membatasi aturan auto reject bawah (ARB) maksimal sebesar 7% juga turut menjadi sumbangsih penurunan nilai transaksi di bursa lokal.

Selain itu rata-rata volume transaksi harian juga turun 47,53% dari 14,54 miliar saham menjadi 7,63 miliar saham. Akan tetapi frekuensi perdagangan di bursa efek berhasil naik 9,29% dari 469 ribu kali menjadi 513 ribu kali. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan volatilitas di pasar saham Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi akibat virus Covid-19.

Data BEIFoto: Dok IDX
Data BEI

Sebenarnya kinerja laporan keuangan perusahaan pada kuartal pertama tahun 2020, tidak terlalu buruk. Terpantau dari 296 perusahaan yang sudah menyampaikan laporan keuangannya atau 43% dari total perusahaan yang melantai di BEI, laba perusahaan tercatat turun hanya 19,71% secara agregat.

Agrerat laba bersih dari 296 perusahaan atau emiten tersebut pada Q1 2020 mencapai Rp 63,4 triliun, turun 19,71% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi laba terbesar dari sektor finance yang mencapai Rp 36,6 triliun dengan laba terbesar dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Bahkan sektor barang-barang konsumsi berhasil membukukan kenaikan laba sebesar 10,25% dan sektor finansial berhasil membukukan kenaikan sebesar 3,41%.

Kenaikan ini terjadi karena sektor-sektor ini belum merasakan dampak dari PSBB dan penurunan daya beli masyarakat yang tentunya akan segera terlihat setelah laporan keuangan kuartal 2 masing-masing perusahaan dirilis.

Sedangkan sektor yang labanya terdampak paling parah tentu saja sektor perdagangan dan jasa yang pada kuartal pertama 2019 berhasil membukukan agregat laba sebesar Rp 7,12 triliun tapi pada kuartal pertama 2020 terpaksa merugi Rp 2,45 triliun karena selama hampir 2 bulan diberlakukanya PSBB sektor ini hanya dapat beroperasi secara terbatas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular