
Tren Menanjak Dolar Singapura Berlanjut, Kini di Rp 10.170

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura terus menanjak melawan rupiah setelah menyentuh level terendah 3 bulan Rp 9.974,07/SG$ pada 8 Juni lalu. Jumlah kasus pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang mencetak rekor tertinggi harian membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan rupiah kembali tertekan.
Pada pukul 10:06 WIB, SG$1 setara Rp 10.170,89, dolar Singapura menguat 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sejak menyentuh level terlemah 3 bulan, dolar Singapura sudah menguat 2,67%.
Saat menyentuh level terendah 3 bulan, kurs dolar Singapura sebelumnya sudah ambrol nyaris 14% pada periode April sampai awal Juni. Sehingga penguatan dalam tiga pekan terakhir masih terbilang rebound yang wajar.
Serangan virus corona gelombang kedua terus membayangi pergerakan rupiah sejak pekan lalu, Sebagai aset negara emerging market, rupiah dianggap lebih berisiko melemah ketimbang dolar Singapura, sehingga investor akan menahan diri untuk berinvestasi di Mata Uang Garuda.
Amerika Serikat (AS) paling mendapat sorotan pada pekan lalu setelah kasus Covid-19 mencatat rekor penambahan harian. Kini rekor penambahan tersebut tercatat secara global. Pelaku pasar semakin cemas jika Covid-19 gelombang kedua akan menjadi nyata.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 28 Juni adalah 9.843.073 orang. Bertambah 190.025 orang atau 1,97% dibandingkan hari sebelumnya.
Tambahan 190.025 kasus dalam sehari adalah rekor kenaikan harian tertinggi sejak WHO mencatat pasien corona mulai 20 Januari. Sedangkan pertumbuhan 1,97% adalah laju tercepat sejak 21 Juni.
Sementara itu kasus Covid-19 di Indonesia juga terus menanjak belum menunjukkan tanda-tanda melandai. Bahkan Indonesia kini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di ASEAN, posisi tersebut sebelumnya dipegang oleh Singapura.
Hingga Minggu kemarin, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 54.010 orang, dengan 2.754 meninggal dunia dan 22.936 sembuh.
Sementara jumlah kasus di Singapura berdasarkan data Worldometer sebanyak 43.459 orang, dengan 26 orang meninggal dunia, dan 37.508 sembuh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
