Kurs Dolar Singapura Hari Ini: Rp 10.190/SG$, Menguat 0,6%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 June 2020 14:22
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indoensia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (26/6/2020), mendekati level Rp 10.200/SG$. Mata uang negeri Merlion ini bahkan masih menguat meski data menunjukkan kemerosotan ekonomi Singapura.

Pada pukul 13:37 WIB, dolar Singapura menguat 0,6% ke Rp 10.190,51 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, dolar Singapura juga menguat 0,27%.

Data ekonomi dari Singapura yang dirilis siang ini menunjukkan produksi industri di bulan Mei turun 7,1% year-on-year (YoY) dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 13,6% YoY. Kemerosotan tersebut sekaligus mematahkan konsensus kenaikan 6,6% YoY di Trading Economics.

Sementara itu jika dilihat secara month-on-month (MoM), produksi industri merosot 16,5% dari sebelumnya turun 0,5%, dan jauh bawah konsensus penurunan 6%.

Data tersebut menunjukkan bagaimana buruknya dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian. Tetapi, kurs dolar Singapura masih mampu menguat melawan rupiah pada hari ini.

Hasil survei 2 mingguan Reuters bisa menjadi jawaban kenapa rupiah melemah pada hari ini. Survei tersebut menunjukkan para pelaku pasar mulai mengurangi posisi beli (long) rupiah dalam 2 pekan terakhir.

Meski survei tersebut menunjukkan posisi rupiah melawan dolar AS, tetapi tetap saja bisa menggambarkan sentimen pelaku pasar terhadap Mata Uang Garuda.

Menurut survei tersebut, adanya risiko penyebaran pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) menjadi penyebab investor kembali melepas aset-aset negara emerging market, termasuk Indonesia. Apalagi, menurut Reuters pelaku pasar melihat Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuannya.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, saat mengumumkan pemangkasan suku bunga pekan lalu memang menyatakan memiliki ruang untuk kembali menurunkan BI 7 Day Reserve Repo Rate.

Di tahun ini, BI sudah memangkas suku bunga sebanyak 3 kali masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Jika suku bunga kembali dipangkas, yield obligasi juga akan menurun, sehingga menurunkan daya tarik investasi di Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular