
Corona AS Rekor Lagi, Bursa Berjangka Wall Street Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa berjangka Amerika Serikat (AS) mencatatkan penurunan pada Minggu malam (28/6/2020), dipengaruhi oleh peningkatan pesat kasus baru virus corona (COVID-19) di AS.
Dow Jones Industrial Average futures diperdagangkan 46 poin lebih rendah atau turun 0,2%. Sementara S&P 500 futures turun 0,2% dan Nasdaq-100 futures turun 0,3%.
Penurunan itu terjadi pasca data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan ada lebih dari 2,5 juta kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi di seluruh AS. Pada hari Jumat saja, ada 45.255 kasus tambahan yang dilaporkan.
Pada Sabtu, Florida (FL) melaporkan rekor 9.636 kasus baru dalam satu hari. Negara bagian itu melaporkan tambahan 8.577 kasus lain pada hari Minggu. Angka-angka itu dirilis setelah Florida kembali melarang kumpul-kumpul warga di bar pada Jumat, sebagaimana dilaporkan CNBC International.
Negara bagian AS lainnya yang mencatatkan rekor lonjakan infeksi corona adalah Texas (TX). Pada Jumat, Gubernur Arizona Dough Ducey mengatakan bahwa kasus-kasus baru di Jumat di negara bagian itu "tumbuh cepat di semua kelompok umur dan demografi".
"Rencana pembukaan kembali tersandung - ini tidak hanya di hotspot virus baru seperti TX dan FL, tetapi juga berdampak pada perjalanan internasional - karena kasus virus AS setiap hari melampaui apa yang semula diharapkan akan menjadi puncaknya pada bulan April," tulis Julian Emanuel, kepala strategi ekuitas dan turunannya di BTIG.
"S&P 500 ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari - level yang diawasi ketat oleh pedagang - ketika Wall Street berhenti untuk menilai tidak hanya implikasi jangka pendek dari risiko ini."
Rata-rata indeks utama telah mencatat penurunan mingguan kedua dalam tiga minggu. Dow anjlok 3,3% minggu lalu sementara S&P 500 anjlok 2,9%. Nasdaq Composite turun 1,9% minggu lalu. Pada hari Jumat, Dow juga turun lebih dari 700 poin sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun lebih dari 2,4%.
"Argumen bearish untuk pasar saat ini adalah secara luas belum menguat selama periode konsolidasi ini," kata Andrew Thrasher, pendiri Thrasher Analytics, dalam sebuah catatan. "Itu mengecilkan hati karena lebih banyak saham telah turun bersama dengan indeks."
Thrasher mengatakan bahwa 3.150 akan menjadi level kunci yang akan diawasi investor. "Saya kurang tertarik pada aset berisiko sampai kita kembali ke tingkat itu," katanya.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kerusuhan di AS tak Berdampak, Wall Street Ditutup Menghijau
