Makin Berkilau, Emas Siap Lewati US$ 1.800/oz Pekan Depan?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 June 2020 06:59
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali berkilau cemerlang sepanjang pekan ini, hingga naik ke level tertinggi dalam tujuh setengah tahun terakhir. Adanya risiko penyebaran pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) gelombang kedua menjadi pemicu kenaikan harga logam mulia ini.

Berdasarkan data Refinitiv, sepanjang pekan ini harga emas dunia menguat 1,59% ke US$ 1.770,62/troy ons. Level tersebut merupakan rekor penutupan tertinggi sejak 8 Oktober 2012.

Serangan Covid-19 gelombang kedua terjadi mulai dari Asia, Eropa, dan yang paling menjadi sorotan tentunya di Amerika Serikat. Negeri Paman Sam sepanjang pekan ini beberapa kali melaporkan rekor penambahan kasus harian tertinggi.

Berdasarkan data Worldometers, pada Jumat (26/6/2020) kasus baru Covid-19 bertambah sebanyak 40.685 kasus, sehingga total kasus di Negeri Paman Sam nyaris 2,6 juta orang.

Akibatnya, negara bagian Texas dan Florida yang mencatat kasus terbanyak harus menghentikan pelonggaran karantina wilayah (lockdown).
Jika kondisi ini terus berlanjut dan meluas, tentunya akan mengganggu pemulihan ekonomi AS.

Emas saat ini berada di dekat level US$ 1.800/troy ons yang dianggap sebagai level psikologis. Bank of Amerika (BofA) melihat level tersebut menjadi kunci pergerakan emas, untuk mencapai rekor tertinggi.

Dalam riset yang dikutip oleh Kitco, analis BofA melihat sejak emas turun dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920/troy ons pada September 2011 lalu, emas dikatakan sudah 3 kali mencoba kembali ke atas US$ 1.800/troy ons tetapi gagal.

Sehingga kali ini, jika mampu dilewati emas punya peluang untuk mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru. BofA menargetkan emas mencapai US$ 2.000/US$ di kuartal III-2020.Artinya, harga emas dunia akan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam kurun waktu 3 bulan ke depan, menurut BofA.

Tetapi rekor tersebut diprediksi akan pecah lagi, emas akan melesat lebih tinggi. Dalam 18 bulan ke depan, BofA memprediksi emas mencapai US$ 3.000/troy ons. 

Banyak analis yang memprediksi harga emas akan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Ada yang memprediksi emas akan mencapai US$ 2.000/troy ons, hingga yang paling tinggi US$ 4.000/troy ons dalam jangka panjang.

Kini, ada ramalan yang sangat ekstrim, dan sungguh gilak! Emas dunia diprediksi terbang hingga US$ 10.000/troy ons, oleh Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital.

Olivier melihat neraca (balance sheet) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebagai faktor utama yang membawa harga emas terbang mengangkasa.

"The Fed, seperti yang ada ketahui, melakukan aksi pembelian aset uang masif akibat situasi yang disebabkan virus corona, oleh karena itu harga ekuilibrium emas juga naik dengan sepadan, harga emas yang seimbang dengan balance sheet The Fed kini sangat tinggi," kata Olivier, sebagaimana dilansir Kitco.

"Perkiraan saya sudah berubah, saya sekarang melihat harga emas bisa ke US$ 10.000/troy ons," tambahnya.

Sayangnya, Olivier tidak menyebutkan dalam rentang waktu berada lama emas akan mencapai level US$ 10.000/troy ons.

Balance sheet The Fed menunjukkan nilai aset (surat berharga) yang dibeli The Fed melalui kebijakan quantitative easing (QE). Pada periode 2008-2014 The Fed melakukan QE untuk guna memacu perekonomian yang sebelumnya terkena krisis finansial. Semakin banyak jumlah aset yang dibeli, maka balance sheet The Fed akan semakin besar. Saat itu nilai balance sheet The Fed mencapai US$ 4,5 triliun.

Kebijakan tersebut membuat perekonomian AS banjir likuiditas, yang menjadi salah satu penopang penguatan emas hingga mencetak rekor tertinggi di bulan September 2011 lalu.

Kini, kebijakan yang sama diterapkan oleh The Fed, sang ketua Jerome Powell bahkan mengatakan akan melakukan QE berapa pun nilainya selama diperlukan oleh perekonomian. Saat ini, balance sheet The Fed sudah mencapai US$ 7,14 triliun, dan kemungkinan masih akan terus meningkat.

Itu baru The Fed, belum lagi bank sentral lainnya yang juga menerapkan QE dengan jumlah besar, bahkan beberapa bank sentral, seperti bank sentral Australia baru pertama kali menerapkan QE.

Situasi saat ini tentunya lebih menguntungkan lagi buat emas ketimbang pasca krisis finansial 2008.

Belum lagi gelontoran stimulus fiskal yang dilakukan pemerintah di berbagai negara yang membuat perekonomian global banjir likuiditas. Dampaknya, banyak analis memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi lagi, bahkan jauh lebih tinggi dari rekor sebelumnya US$ 1.920/troy ons.

Secara teknikal, emas sudah berhasil break out level US$ 1.744/troy ons yang merupakan batas atas pola Rectangle pada hari Senin (22/6/2020), dan terus mencetak level tertinggi intraday di tahun ini.

Pola Rectangle menjadi indikasi emas berada dalam fase konsolidasi atau bergerak sideways, dengan batas bawah di US$ 1.670/troy ons. Rentang batas bawah ke batas atas pola Rectangle sebesar US$ 74, jadi ketika batas atas berhasil ditembus maka target penguatan emas juga sebesar US$ 74 dari batas atas US$ 1.744/troy ons.

Artinya, target penguatan emas ketika pola Rectangle ditembus adalah US$ 1.818/troy ons, lebih tinggi dari level psikologis US$ 1.800/US$.

xauGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu, indikator stochastic kembali masuk ke wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.

Level US$ 1.744 kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat, selama bertahan di atasnya, peluang emas ke US$ 1.818/troy ons masih tetap terjaga.
Dalam jangka yang lebih panjang, peluang penguatan rupiah masih tetap terjaga selama tidak menembus ke bawah level US$ 1.670/troy ons, atau batas bawah pola Rectangle.

Satu suara dengan analis dari BofA, emas berpeluang melesat lebih tinggi jika mampu menembus US$ 1.800/US$. Artinya ketika target penguatan ke US$ 1.818/troy ons berhasil dicapai, dan mampu terus bertahan di atas US$ 1.800/troy ons, maka potensi mencetak rekor tertinggi menjadi semakin besar.


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular