Lumayan! Minggu Ini Emas Antam Bisa Cuan Rp 15.000/gram

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 June 2020 11:24
Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga logam mulia emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dalam sepekan terakhir mencatatkan penguatan yang cukup signifikan. Penguatan harga emas Antam mengekor naiknya harga emas dunia.

Pada Jumat (26/6/2020) harga emas Antam naik 0,35% atau sebesar Rp 3.000 menjadi Rp 852.120/gram dari perdagangan Kamis kemarin di level Rp 849.120/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam kemarin, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram naik 0,35% berada di Rp 85,212 juta dari harga kemarin Rp 84,912 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda. 

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Jumat ini (26/6/2020) naik Rp 3.000 menjadi Rp 910.000/gram setelah turun Rp 9.000 ke Rp 907.000/gram pada hari Kamis kemarin.

Sebelumnya pada perdagangan Kamis kemarin, harga emas Antam turun 1,05% atau Rp 9.000 dari posisi harga Rabu yakni Rp 858.120/gram.

Senada dengan harga emas dunia yang naik 1,6%, dalam sepekan terakhir harga emas Antam naik Rp 15.000 atau menguat 1,8%. 

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam kemarin juga naik 0,38% atau Rp 3.000 ditetapkan pada Rp 803.000/gram, dari posisi sebelumnya Rp 800.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Untuk hari ini Sabtu (27/6/2020) harga emas Antam masih naik Rp 2.000 per gramnya menjadi Rp 854.120/gram. Sementara harga pembelian kembalinya naik Rp 4.000 menjadi Rp 807.000/gram.

Kenaikan harga emasAntam terjadi seiring denganmelesatnya harga emas global. 

Peningkatan kasus ini memicu kekhawatiran di pasar dan sentimen terhadap risiko pun memburuk. Aset-aset seperti saham dilego yang berujung pada anjloknya tiga indeks saham utama bursa New York.

Di hari terakhir perdagangan pekan ini, indeks Dow Jones ambles 2,84%, S&P 500 turun 2,42% dan Nasdaq Composite terpangkas 2,59%. Investor beralih ke aset lain yang lebih aman seperti emas dan surat utang pemerintah AS.

Hal ini tercermin dari kenaikan harga emas dan juga penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Negeri Paman Sam untuk tenor 10 tahun yang mencatatkan yield terendahnya di bulan Juni pada 0,638%.

Dalam instrumen fixed income ketika imbal hasilnya mengalami penurunan maka harganya naik yang mengindikasikan bahwa investor sedang memburu obligasi tersebut.

"Investor sekarang gugup merespons kabar peningkatan kasus infeksi virus corona dan beralih dari aset-aset berisiko seperti saham dan memarkirkan investasinya di emas dan surat utang" kata Bob Haberkorn, senior market strategist at RJO Futures, sebagaimana diwartakan Reuters.

Kondisi memang sedang tidak kondusif. Risiko ketidakpastian menjadi tinggi. Di sisi lain banjir stimulus membuat ancaman inflasi yang tinggi di masa mendatang. Emas sebagai aset lindung nilai (hedging) pun menjadi sangat menarik dan makin dilirik oleh investor.

Melihat realita yang ada dan data-data ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan serta masih tingginya risiko ketidakpastian, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi minus 4,9%.

Data PDB kuartal pertama yang lebih buruk dari perkiraan, turunnya konsumsi masyarakat dan output jasa, mobilitas yang masih terbatas, angka pengangguran yang melonjak signifikan hingga lebih dari 200 juta orang, kontraksi pada volume perdagangan hingga inflasi yang lemah membuat IMF merevisi turun proyeksinya.

Prospek emas masih sangat cerah, kini emas sudah semakin dekat ke level psikologis US$ 1.800/troy ons. Bank of Amerika (BoA) optimis bahwa peluang emas untuk menguat masih terbuka lebar.

Chief Global FICC Technical Strategist Paul Ciana mengatakan bahwa harga emas akan cenderung menguji level tertingginya di rentang US$ 1.790 - US$ 1.805. Jika rentang tersebut berhasil dilalui oleh emas, maka level tertinggi selanjutnya yang pernah dicapai pada 2011 yakni di US$ 1.920,7 akan mudah dilampaui juga.

Lebih lanjut Ciana mengatakan skenario harga emas ke US$ 2.000 sangat mungkin dan arahnya memang ke sana. Harga bullion berpotensi ke US$ 2.114 - US$2.296. Bahkan ada ramalan ekstrem yang memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 10.000/troy ons.

Prediksi ini disampaikan Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital, yang merupakan perusahaan pengelola dana yang berbasis di New York yang fokus pada riset emas (Myrmikan Research) dan pengelola dana Myrmikan Gold Fund.

Menurut Olivier neraca (balance sheet) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebagai faktor utama yang membawa harga emas terbang mengangkasa.

"The Fed, seperti yang ada ketahui, melakukan aksi pembelian aset uang masif akibat situasi yang disebabkan virus corona, oleh karena itu harga ekuilibrium emas juga naik dengan sepadan, harga emas yang seimbang dengan balance sheet The Fed kini sangat tinggi," kata Olivier, sebagaimana dilansir Kitco.

"Perkiraan saya sudah berubah, saya sekarang melihat harga emas bisa ke US$ 10.000/troy ons," tambahnya.

Sayangnya, Olivier tidak menyebutkan dalam rentang waktu berada lama emas akan mencapai level US$ 10.000/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular