Asing Masuk Rp 3,4 Triliun, Obligasi RI Terapresiasi

Haryanto, CNBC Indonesia
26 June 2020 19:30
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, Jumat (26/6/2020) terpantau menguat karena investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 3,4 triliun, selama periode 22-25 Juni 2020.

Kendati demikian, menurut laporan data dari Bank Indonesia (BI) arus modal asing keluar mencapai Rp 100 triliun. Sepanjang  tahun berjalan 2020 (year-to-date/YtD), non-residen atau asing di pasar keuangan domestik membukukan jual neto Rp 141,72 triliun.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0082 bertenor 10 tahun justru melemah.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 2,10 basis poin (bps) menjadi 6,62%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 26 Juni'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 25 Juni'20 (%)

Yield 26 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 26 Juni'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.643

6.622

-2.10

6.5053

FR0082

10 tahun

7.178

7.199

2.10

7.1585

FR0080

15 tahun

7.63

7.612

-1.80

7.5842

FR0083

20 tahun

7.671

7.659

-1.20

7.5993

Sumber: Refinitiv

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) yang juga menguat. Indeks tersebut naik 0,07 poin atau 0,03% menjadi 278,66 dari posisi kemarin 278,59.

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Jumat ini (26/6/2020), Rupiah melemah 0,35% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.150/US$ di pasar spot.

Penguatan harga SUN senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Meskipun SBN tenor 10 tahun melemah dan menjadi yang terburuk ketiga.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mencatatkan penurunan tingkat yield, kendati bervariatif.  Surat utang negara yang paling menguat yaitu Afrika Selatan, yang mengalami penurunan tingkat yield sebesar 22,50 basis poin (bps). Sementara yang paling melemah yaitu surat utang negara Singapura dengan kenaikan tingkat yield 3,00 bps.

Hal tersebut mencerminkan investor global mulai masuk aset pendapatan tetap (fixed income) yang rendah risiko di tengah kemungkinan resesi akibat pandemi virus corona.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 25 Juni'20 (%)

Yield 26 Juni'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.86

6.85

-1.00

China (A+)

2.915

2.915

0.00

Jerman (AAA)

-0.455

-0.472

-1.70

Prancis (AA)

-0.117

-0.121

-0.40

Inggris Raya (AA)

0.172

0.163

-0.90

India (BBB-)

5.892

5.917

2.50

Jepang (A)

0.015

0.008

-0.70

Malaysia (A-)

3.038

3.035

-0.30

Filipina (BBB)

3.336

3.336

0.00

Rusia (BBB)

5.66

5.65

-1.00

Singapura (AAA)

0.907

0.937

3.00

Thailand (BBB+)

1.23

1.21

-2.00

Amerika Serikat (AAA)

0.667

0.671

0.40

Afrika Selatan (BB+)

9.235

9.01

-22.50

Sumber: Refinitiv

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular