
Asing Keluar Rp 674 M, IHSG Cuma Naik Tipis 0,15%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan akhir pekan Jumat (26/6/20) berhasil ditutup naik 0,15% di angka 4.904,08.
Akan tetapi ada yang menarik dari kenaikan IHSG hari ini, saham yang menjadi pengerek terkuat IHSG adalah PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) yang berhasil terbang 14,01% ke harga Rp 17.500/unit dan mengerek naik IHSG sebesar 18 poin (0,36%) padahal transaksinya hanya sebesar Rp 652 juta, bahkan biasanya tidak terjadi transaksi sama sekali di saham ini alias saham tidur.
Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 674 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 5,6 triliun.
Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 200 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 124 miliar.
Sementara itu bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong ambles sebesar 0,93%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 1,13%, sedangkan STI Singapore juga naik 0,53%.
Beralih ke bursa saham Wall Street, ada kabar baik di mana tiga indeks utama ditutup menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,18%, S&P 500 bertambah 1,1%, dan Nasdaq Composite terangkat 1,09%, sementara indeks kontrak berjangka Dow Futures terpantau turun 0,99%.
Kenaikan ini setelah rilis data terbaru di AS yang memberi angin segar. Jumlah klaim tunjangan pengangguran AS pada pekan yang berakhir 20 Juni tercatat 1,48 juta, berkurang 60.000 dibandingkan sepekan sebelumnya. Sejak mencapai puncak di 6,86 juta pada Maret, klaim tunjangan pengangguran terus menurun yang menandakan dunia usaha mulai membuka lapangan kerja meski belum masif.
Data lainnya adalah pemesanan barang tahan lama (durable goods) yang pada Mei 2020 melonjak 15,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi rekor tertinggi sejak Juli 2014.
Sementara pemesanan barang modal inti (non-pertahanan dan di luar pesawat terbang) tumbuh 2,3% pada Mei 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2016.
"Memang ada kabar baik yaitu dunia usaha mulai menjalankan roda bisnis mereka seiring reopening. Namun dengan kekhawatiran gelombang serangan kedua (second wave outbreak) virus corona, perusahaan akan sangat hati-hati untuk berinvestasi," kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu dari dalam negeri, datang sentimen negatif setelah munculnya perkembangan terbaru dari kasus mega-skandal PT Asuransi Jiwasraya. Kemarin, Kejaksaan Agung menetapkan tujuh individu dan 13 perusahaan manajer investasi sebagai tersangka.
Khawatir bakal terseret atau mengalami masalah lainnya, investor asing melakukan aksi jual di pasar saham Tanah Air. Sejatinya kemarin koreksi IHSG sempat menipis, tetapi kala Kejaksaan Agung mengumumkan pihak-pihak yang menjadi tersangka kasus Jiwasraya, IHSG seolah-olah 'dibanting' sehingga ambles lebih dari 1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000