Apa Kabar Rencana Erick Tutup Merpati & Iglas? Ini Update-nya

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
26 June 2020 13:52
Menteri BUMN Erick Thohir saat peresmian staisun terpadu Tanah Abang, Rabu (17/6/2020) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan masih mempertimbangkan untuk menggabungkan dua BUMN yakni PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) dan PT Iglas (Persero).

Meski sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyampaikan kemungkinan melikuidasi kedua perusahaan yang sudah 'sekarat' tersebut.

"Ini kan udah masuk PPA [PT Perusahaan Pengelola Aset] ya. Ini kita lagi nunggu juga, bagaimana solusinya dan kita lagi koordinasi dengan Kementerian Keuangan juga, apakah nanti memungkinkan untuk di-merger, atau apakah masih bisa diubah model bisnisnya. Tapi kalau misal tidak bisa lagi ya apa boleh buat [likuidasi]," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, kepada CNBC Indonesia, di Jakarta, Jumat (26/06/2020).

Seperti diketahui, rencana Kementerian BUMN mengurangi jumlah BUMN semakin lancar setelah memperoleh restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Langkah pertama yang dilakukan kementerian dengan mengkonsolidasikan perusahaan sudah terjadi, tahap selanjutnya akan segera dieksekusi.

Erick beberapa waktu lalu mengatakan kewenangan dari Presiden Jokowi sudah dikantongi.

Dia akhirnya dapat menggabungkan dan melikuidasi perusahaan BUMN. Wewenang ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN.

"Sebagai info, dari 142 BUMN sekarang kita bisa tinggal 107, sudah signifikan dan terus kita turunkan. Akan jadi 80-70 ke depannya. Ini tahap 1 sudah dilaksanakan, berikutnya kita coba lakukan tahap selanjutnya. Ini juga kita turunkan klasterisasi. Sudah kita turunkan dari 27 jadi 12, jadi masing masing Wamen [wakil menteri] pegang 6 klaster," kata Erick dalam paparannya kepada Komisi VI DPR RI, Selasa (9/6/2020).

Konsolidasi yang dilakukan adalah dengan menggabungkan BUMN serupa dalam satu holding. Seperti di sektor farmasi, kementerian menunjuk Bio Farma (Persero) menjadi induk perusahaan, dengan anak usahanya PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).

Kemudian di sektor perasuransian, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero)/BPUI didapuk menjadi induk usaha dari sejumlah perusahaan asuransi. Anak usahanya antara lain PT Asuransi Jasa Raharja, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo).

Tak hanya penggabungan, likuidasi juga akan dilakukan. BUMN yang berpotensi dilikuidasi adalah Merpati dan Iglas.

Arya juga sempat menyebutkan beberapa perusahaan yang sudah masuk dalam list kementerian untuk segera dilikuidasi karena dinilai tak lagi bisa dipertahankan.

"Anda tahu Merpati? Masih terbang nggak? Nggak. Tapi masih ada perusahaannya. Masih terbang nggak? Kalau soal pesawat ada, kalau nggak terbang kan nggak ada operasi, tapi masih ada Merpati," kata Arya, Sabtu (6/6/2020).


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari Iglas hingga Merpati, Ini BUMN yang Bakal Disikat Erick

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular