
Sudah Move On dari Ramalan Seram IMF, Rupiah Tak Lagi Lemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Pelaku pasar sepertinya sudah move on dari proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) yang kemarin membikin geger.
Pada Jumat (26/6/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.100 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.
Namun rupiah sudah ngebet ingin ke zona hijau. Pada pukul 09: WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.095 di mana rupiah menguat 0,04%.
Kemarin, pasar keuangan dunia bergejolak setelah merespons laporan terbaru IMF. Lembaga yang dipimpin Kristalina Georgieva itu merevisi prakiraan ekonomi global 2020 yang awalnya terkontraksi (tumbuh negatif) -3% menjadi -4,9%.
"Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) memberi dampak negatif terhadap aktivitas masyarakat lebih parah dibandingkan perkiraan sebelumnya dan pemulihan ekonomi akan berlangsung secara gradual. Dampak terhadap pendapatan rumah tangga begitu parah, menghapus segala kemajuan yang telah dicapai dalam hal pengentasan kemiskinan sejak 1990-an," sebut keterangan tertulis IMF.
Namun sepertinya hari ini sentimen itu mulai mereda. Sebab rilis data ekonomi teranyar memberi konfirmasi bahwa terjadi perbaikan.
Di AS, jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 20 Juni tercatat 1,48 juta, berkurang 60.000 dibandingkan sepekan sebelumnya. Sejak mencapai puncak di 6,86 juta pada Maret, klaim tunjangan pengangguran terus menurun yang menandakan dunia usaha mulai membuka lapangan kerja meski belum masif.
Data lainnya adalah pemesanan barang tahan lama (durable goods) yang pada Mei 2020 melonjak 15,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi rekor tertinggi sejak Juli 2014.
Sementara pemesanan barang modal inti (non-pertahanan dan di luar pesawat terbang) tumbuh 2,3% pada Mei 2020 dibandingkan sebulan sebelumnya. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak Januari 2016.
Kemudian di Korea Selatan, pembacaan awal indeks keyakinan konsumen periode Juni adalah 8,18. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 77,6. Masih di bawah 100, tetapi setidaknya ada perbaikan.
Berbagai data ini membuat investor nyaman, karena harapan pemulihan ekonomi tidak pudar. Masih ada, walau risikonya tetap tinggi.
