Analisis Teknikal

Mood Investor Membaik, Rupiah Bakal Menggebrak Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 June 2020 08:23
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.100/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Sentimen pelaku pasar yang memburuk setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global membuat rupiah tertekan.

Namun, pada hari ini Jumat (26/6/2020), mood investor mulai membaik lagi, dan rupiah berpotensi kembali ke jalur penguatan. Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari penguatan bursa saham Eropa dan AS (Wall Street) Kamis kemarin. Menguatnya Wall Street, yang merupakan kiblat bursa saham dunia, mengirim hawa positif ke pasar Asia hari ini.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada dalam fase konsolidasi yang sudah berlangsung selama tiga pekan. Fase konsolidasi semakin terlihat setelah di awal pekan rupiah membentuk pola Doji.

Posisi pembukaan pasar dan penutupan pasar Senin (15/6/2020) sama di Rp 14.050/US$, dan membentuk ekor (tail) yang hampir seimbang ke atas dan bawah. Secara teknikal, rupiah disebut membentuk pola Doji, dan berarti pasar sedang ragu kemana arah pasar selanjutnya.

Terbukti, setelah membentuk Doji, rupiah rentang pergerakan rupiah tidak terlalu besar.

Sementara Selasa (23/6/2020), rupiah membentuk pola Gravestone Doji, dimana level pembukaan sama dengan penutupan, dan berada di low intraday. Secara psikologis, Gravestone Doji menunjukkan pelaku pasar yang menjual dolar AS sedang mendominasi pasar.

Sehari setelah Gravestone Doji muncul, rupiah berhasil menguat, sebelum kembali terkoreksi kemarin. Meski demikian, potensi berlanjutnya penguatan masih tetap terjaga.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Apalagi tekanan terhadap rupiah sebenarnya sudah mulai berkurang melihat indikator stochastic pada grafik sudah keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di Rp 14.150/US$, selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat menuju level psikologis Rp 14.000/US$.

Namun, jika resisten tersebut ditembus ditembus, rupiah berpeluang melemah menuju Rp 14.300/US$.

Untuk jangka lebih panjang, peluang rupiah ke Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100% masih terbuka, selama bertahan di bawah Rp 14.730/US$ (Fibonnaci Retracement 61,8%).

Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular