BRI, Mandiri, BNI & BTN Raih Rp 30 T, Saham Mana Paling Cuan?

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 June 2020 09:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada yang menonjol dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,75% pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (24/6/2020). Hal yang menonjol dari kenaikan IHSG tersebut adalah sektor finansial yang terkerek naik sebesar 3,20%.

Data perdagangan mencatat, IHSG kemarin ditutup naik 1,75% di posisi 4.964,74 dengan nilai transaksi harian Rp 9,75 triliun. Sebanyak 245 saham menguat, 159 saham turun, dan 165 saham stagnan.

Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) harian Rp 11,80 miliar di pasar reguler, dan net sell di pasar nego dan tunai Rp 238,94 miliar.

Penguatan indeks sektor finansial pada perdagangan kemarin didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri. Kementerian Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Sebanyak empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Himbara resmi mendapatkan kepercayaan penempatan dana dari pemerintah sebesar Rp 30 triliun sejalan dengan terbitnya aturan baru dari Menteri Keuangan Sri Mulyani berkaitan dengan bantuan likuiditas perbankan tersebut.

"Menkeu akan menempatkan uang negara pada bank umum dan untuk tahap ini bank milik pemerintah," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, Rabu (24/6/2020).

Keempat bank tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Sontak kabar dari Sri Mulyani tersebut membuat empat saham bank Himbara itu ditutup naik pada perdagangan Rabu kemarin.

Kenaikan tertinggi dibukukan oleh BBTN yang harga sahamnya berhasil melesat 11,98% ke level harga Rp 1.215/saham. Investor Asing juga mencatatkan beli bersih di saham ini sebesar Rp 31 miliar.

Sedangkan kenaikan terkecil dibukukan oleh BBRI yang hanya berhasil naik sebesar 3,65% ke level harga Rp 3.120/saham.

Kenaikan BBRI yang kalah besar dibandingkan dengan bank Himbara lain dikarenakan oleh tekanan jual yang diterima BBRI kemarin cukup masif. Tercatat meskipun mengalami kenaikan, investor asing membukukan net sell di saham bank dengan aset terbesar ini sebanyak Rp 288 miliar. BBRI sendiri menjadi saham yang paling banyak dijual asing pada perdagangan kemarin.

Pada perdagangan Kamis pagi ini (25/6/2020), di tengah kejatuhan IHSG gegara sentimen proyeksi IMF, saham-saham bank BUMN pun ikut berjatuhan. Pada pukul 09.04 WIB, saham BMRI minus 1,46%, BBRI turun 1,28%, BBNI ambles 2,11% dan BBTN terkoreksi 0,41%.

Saham mana terbaik?

Secara bulanan, dari empat bank BUMN tersebut, kenaikan saham tertinggi dicatatkan BBTN yang melesat 55,13%, disusul BBNI yang sahamnya terbang 27,82%, lalu BMRI menguat 22%, saham BBRI naik 17,11%.

Dari sisi investor asing, hanya BBRI yang mencatatkan net buy atau beli bersih asing dalam sebulan terakhir di pasar reguler yakni Rp 2,04 triliun dan BMRI Rp 33,74 miliar, sementara dua lainnya tercatat net sell. BBNI net sell Rp 548 miliar dan BBTN jual bersih Rp 387 miliar.

Terkait dengan penempatan dana pemerintah ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada Himbara untuk memberikan perhatian kepada sektor-sektor yang terdampak Covid-19.

"Ini kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah kepada kami yang khususnya saat ini di Kementerian BUMN karena kita tahu BUMN sepertiga dari pergerakan ekonomi nasional," kata Erick dalam keterangan pers, Rabu (24/6/2020).

"Dan tentunya kami tidak berpikir untuk diri sendiri dan nanti akan dijelaskan pada direksi Himbara bahwa dipastikan apa yang kita sudah lakukan selama ini selalu memastikan UKM yang ada di pedesaan dan perkotaan menjadi hal yang harus diperhatikan agar bergulir kembali atau direlaksasi," kata Erick.

Tak hanya UKM, bank-bank pelat merah ini juga diminta untuk memberikan perhatian kepada korporasi dengan catatan perusahaan tersebut memiliki track record yang baik di perbankan dan menjalankan bisnis yang padat karya.

"Dan insya Allah kami Kementerian BUMN bersama Himbara ingin pastikan kepastian daripada pemulihan ekonomi berjalan dengan baik," tuturnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Siap Perpanjang Tenor Penempatan Dana Rp 30 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular