
Proyek Tol Trans Sumatera Baru Balik Modal 15 Tahun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontraktor sekaligus operator jalan tol Trans Sumatera (JTTS), PT Hutama Karya (Persero) mengungkapkan operasional Tol Trans Sumatera masih akan merugi hingga 2035. Hutama Karya masih harus mengembalikan biaya-biaya yang dikeluarkan sepanjang pembangunan dan beban bunga yang nilainya tidak sedikit.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan sejak beberapa ruas tol tersebut beroperasi, perusahaan telah mengantongi pendapatan usaha. Namun, diperkirakan hingga 15 tahun mendatang perusahaan masih akan mengalami kerugian. Proyeksi ini memang cukup panjang dibandingkan rata-rata waktu pengembalian investasi tol yang rata-rata 8 tahun.
"Kami akan menerima hasil pengoperasian ini, tapi di sisi lain kami harus menyelesaikan bunga dan pokok pinjaman," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (24/6/2020).
Dalam bahan paparan HK kepada DPR, hingga 2035 perusahaan diperkirakan masih akan mengantongi penghasilan setelah pajak (earning after tax/EAT) minus Rp 7,87 triliun. Nilai ini diderita perusahaan kendati telah mengantongi pendapatan senilai Rp 47,11 triliun.
Beberapa faktor yang memberatkan keuangan adalah beban bunga dengan rata-rata bunga pinjaman sebesar 9% per tahun. Kemudian ada nilai depresiasi yang diperkirakan rata-rata 30% per tahunnya.
Kendati demikian, jumlah kerugian setelah pajak ini telah mengalami penurunan dengan proyeksi perusahaan mengalami kerugian paling tinggi pada 2023 senilai Rp 11,48 triliun
Sementara itu, pada 2036 perusahaan diperkirakan telah mengantongi EAT senilai Rp 5,12 triliun dengan nilai pendapatan sebesar Rp 52,72 triliun. Pertumbuhan rata-rata EAT tiap tahunnya diperkirakan akan mencapai 70% setelah 2035.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hutama Karya Optimistis Selesaikan Tol Trans Sumatera di 2024