
Ekonomi Dunia Mulai Pulih, Sesi II IHSG Menguji Level 5.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I hari Rabu (24/6/2020) terapresiasi setelah penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengklarifikasi pernyataannya tentang kesepakatan perdagangan antara AS-China.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 4,74 triliun, dengan investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 137,18 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 4,3 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 347.310 kali transaksi.
Saham-saham yang naik di antaranya saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (11,52), PT Waskita Beton Precast Tbk (WBSP) (9,84%), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (8,33%), sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (7,08%) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (6,47%).
Apresiasi IHSG juga karena mood investor sedang bagus. Ini terlihat di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Selasa kemarin (Rabu pagi waktu Indonesia) ditutup di zona hijau.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 131,14 poin atau 0,5% menjadi 26.156,10 dan S&P 500 menguat 13,43 poin atau 0,4% menjadi 3.131,29, sementara Nasdaq melonjak 74,89 poin atau 0,7% menjadi 10.131,37.
Berbagai data ekonomi membuat investor semakin yakin bahwa pemulihan ekonomi sudah di depan mata setelah terpukul habis-habisan oleh pandemi virus corona. Penjualan rumah baru di AS pada Mei 2020 melonjak 16,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 676.000 unit. Jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pertumbuhan 2,9%.
Masih dari AS, pembacaan awal angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur periode Juni 2020 adalah 49,6, sudah sangat dekat dengan angka 50 yang menjadi titik awal ekspansi dunia usaha. Juga naik signifikan dibandingkan Mei 2020 yang sebesar 39,8.
Sementara pembacaan awal PMI manufaktur Australia untuk Juni 2020 ada di 49,8. Masih di bawah 50, tetapi sudah sangat dekat. Angka 49,8 juga membaik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 44.
Di Prancis, PMI manufaktur Juni 2020 sepertinya berada di 52,1. Sudah masuk zona optimistis, dan melonjak dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 40,6.
Lalu di Jerman, proyeksi PMI manufaktur Juni 2020 adalah 44,6, naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 36,6. Sementara PMI manufaktur Zona Euro pada Juni 2020 diprediksi 46,9, jauh di atas bulan sebelumnya yang berada di 39.4.
Kemudian di Inggris, pembacaan awal PMI manufaktur Juni 2020 adalah 50,1. Seperti halnya di Prancis, industriawan Negeri John Bull juga sudah siap 'menyeruduk'. Terjadi kenaikan tajam dibandingkan Mei 2020 yang sebesar 40,7.
"Berbagai data ekonomi terbaru memberi harapan bahwa pemulihan ekonomi akan berlangsung cepat. Mungkin bisa membentuk pola V-Shape," kata Mark Luschini, Chief Investment Strategist di Janney Montgomery Scott yang berbasis di Philadelphia, seperti dikutip dari Reuters.
Pada perdagangan sesi II IHSG terpantau masih bertahan di zona hijau merespons data ekonomi yang pulih, dikombinasikan indikator MACD yang berpotongan di bawah wilayah negatif, mengkonfirmasi untuk rebound.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG menyentuh area resistance, dengan garis BB yang melebar maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk naik lebih lanjut.
Untuk melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.000 hingga area 5.030. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati level support yang berada di area 4.910 hingga area 4.850.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk rebound atau naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 69 setelah bangkit dari area jenuh jual atau oversold, artinya pergerakan naik lebih lanjut mencoba melewati area 80 RSI.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator garis BB yang berada di area resistance dan melebar dikombinasikan dengan MACD yang berpotongan di wilayah negatif, maka pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan untuk bertahan di zona hijau bahkan cenderung meneruskan kenaikan.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500