
Lega! The Economist Ramal RI Bisa Selamat dari Resesi
Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia diprediksi masih akan selamat dari resesi. Asumsi ini berdasarkan proyeksi dari The Economist Group yang memperkirakan ekonomi Indonesia masih memiliki daya tahan meskipun dihantam pandemi Covid-19.
Dalam risetnya, The Economist Intelligence Unit memperkirakan, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,5% hingga 1% di akhir tahun 2020. Berkebalikan dengan rata-rata 20 negara ekonomi terkuat dunia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif.
Selain Indonesia, China juga menjadi negara G20 yang ekonominya masih bisa tumbuh 1-1,5% di akhir tahun ini.
"Seluruh perekonomian di G20 akan masuk resesi tahun ini menurut prediksi The Economist Intelligence Unit, kecuali China dan Indonesia saja dengan pertumbuhan kecil di angka positif antara 0.5%-1.0%" kata ASEAN Capital Market Lead Accenture London, Steven Marcelino, dalam forum Global Indonesia Professionals' Association (GIPA), belum lama ini.
![]() |
Dalam kesempatan sama, founder Mobius Capital Partners, Mark Mobius, salah satu investor veteran, Indonesia bisa memanfaatkan krisis pandemi menjadi peluang, misalnya dengan mengembangkan produksi lokal di tengah terganggunya rantai pasokan dunia.
"Pandemi Covid-19 mempercepat laju perubahan tatanan global yang sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum pandemi," kata Mark, yang juga dijuluki Godfather of Emerging Markets ini.
![]() Mark Mobius |
Tiga hal yang terdisrupsi, menurutnya antara lain melemahnya perjanjian-perjanjian multilateral. Diversifikasi dari rantai pasokan global atas upaya berbagai perusahaan untuk mengalihkan produksi dari China ke negara-negara dengan labour cost yang rendah seperti di Asia tenggara. Selain itu, arus teknologi yang tak terbendung mampu membuat dunia semakin global tanpa batas ruang dan waktu.
"Pemulihan ekonomi akan berbentuk V-Shaped meskipun terdapat volatilitas lebih tinggi, pasar berkembang sudah bangkit kembali, bahkan telah melebihi pasar di AS atau di Eropa," katanya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, ekonomi Indonesia akan menghadapi resesi teknikal. Meskipun sudah diterapkan PSBB transisi, namun bisa masyarakat tidak berbelanja, ekonomi Indonesia bisa jatuh ke jurang resesi alias penurunan/koreksi dalam dua kuartal beruntun.
Dalam proyeksi Kemenkeu, dengan adanya biaya penanganan Covid-19 yang mulai tersalurkan dan PSBBÂ (pembatasan sosial berskala besar) yang direlaksasi namun dengan dukungan belanja maka kuartal III dan IV PDB bisa tumbuh 1,4%.
"Tapi kalau dalam [dengan asumsi tidak berbelanja] bisa -1,6%. Itu technically bisa resesi. Kalau kuartal III negatif dan secara teknis Indonesia bisa masuk ke zona resesi," papar Sri Mulyani dalam perbincangannya dengan Komisi XI DPR, Senin (22/6/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda-tanda RI Resesi & Pesan Menenangkan Sri Mulyani
