Saat Ekonomi Bangkit dari Corona, Pariwisata Masih Menderita

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 June 2020 11:57
Suasana Seaworld Ancol disemprotkan disinfektan untuk pencegahan COVID-19, Rencananya tempat wisata ini akan dibuka kembali pada Sabtu 20 Juni 2020, mendatang, 15/6/20. CNBC Indonesia/Tri Susilo

Kawasan DKI Jakarta telah memasuki masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemprov DKI Jakarta mulai mengizinkan beberapa sektor pariwisata untuk kembali dibuka.

Sejalan dengan hal tersebut, Taman Impian Jaya Ancol kini tengah bersiap untuk beroperasi kembali dalam tatanan normal baru.  

Dengan dibukanya kawasan wisata tersebut, para wisatawan tentu bisa mengunjungi berbagai destinasi di dalamnya, satu di antaranya adalah Seaworld Ancol.

 
Seawrold Ancol bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan momen liburan akhir pekan bersama keluarga.  

Tentunya para pengunjung harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Saat beroperasi kembali, Seaworld Ancol akan buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Sea World (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian secara umum mungkin bisa mulai pulih dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) pada kuartal III-2020. Namun salah satu sektor yang diperkirakan 'terlambat panas' alias pulih belakangan adalah pariwisata.

Mengutip paparan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR, Kamis (18/6/2020), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 diperkirakan berada di kisaran -0,4 hingga 2,3%. Dari sisi sektoral, lapangan usaha yang paling tertekan adalah penyediaan akomodasi dan makan-minum.

growthBappenas

Secara umum ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 diperkirakan bisa kembali tumbuh ke level sebelum pandemi corona. Proses pemulihan akan membentuk pola V-Shaped.

Namun untuk sektor pariwisata, sepertinya butuh waktu lebih lama. Menurut kajian Bappenas, berbagai indikator pariwisata belum bisa kembali ke level sebelum pandemi sampai akhir 2021.

Misalnya devisa pariwisata yang pada 2019 mencapai US$ 19,7 miliar, pada 2021 diperkirakan masih berada di kisaran US$ 4,8-8,5 miliar. Sepertinya baru pada 2024 devisa pariwisata bisa pulih melampaui level sebelum pandemi.

parisBappenas

Oleh karena itu, proses pemulihan sektor pariwisata sepertinya tidak akan berbentuk V-Shaped. Kemungkinan akan lebih ke arah U-Shaped cenderung L-Shaped.

"Pandemi Covid-19 memaksa pemberlakuan kebijakan pembatasan mobilitas melalui bandara dan pelabuhan yang menyebabkan penurunan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatasan mancanegara (wisman). Dampaknya untuk sektor pariwisata pada April 2020 adalah jumlah kunjungan wisman anjok 87,44% (yoy) dengan penurunan terjadi di semua pintu masuk (sekitar 99% atau lebih), tingkat hunian kamar tinggal 12,67%, restoran sebagian besar tutup, dan destinasi pariwisata ditutup sementara," tulis paparan Menteri PPN.


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Warga China Dilarang Masuk, Pariwisata RI Bisa Tertekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular