
Nasib Baik, 4 Saham LQ45 Bisa Tahan dari Serangan Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham domestik sepanjang tahun ini masih belum lepas dari tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat terkoreksi 21,60% secara year to date.
Dibanding dengan 16 indeks bursa saham di kawasan Asia, Indonesia berada di peringkat paling bawah. Pemicu koreksi IHSG tersebut disebabkan penurunan kinerja saham-saham yang tercatat di BEI.
Bahkan, saham-saham likuid yang masuk dalam daftar LQ45 mengalami tekanan lebih besar. Ini tampak dari koreksi indeks LQ45 sebesar 24,89% hingga perdagangan kemarin, lebih dalam dibandingkan IHSG.
Namun dari 45 saham yang ada di indeks tersebut, ada satu saham yang masih bisa membukukan kinerja positif dan tiga saham terkoreksi tapi tidak lebih dari 5% sepanjang tahun berjalan.
Tercatat mayoritas saham yang menjadi tak terdampak serius covid-19 adalah di infrastruktur, khususnya emiten yang bergerak di sektor telekomunikasi.
Saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) secara tahun berjalan bahkan sudah naik sebesar 28,57% dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) saham ini hanya terkoreksi sebesar 4,88%.
Perusahaan dari sektor ini diuntungkan karena dengan 'terkuncinya' masyarakat di rumah maka efektif alat komunkasi yang dapat digunakan hanyalah telepon rumah ataupun telepon seluler.
Selain itu untuk PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang secara tahun berjalan hanya terkoreksi sebanyak 0,33%. Investor tampaknya mengapresiasi keberanian manajemen untuk berekspansi di tengah adanya virus corona.
Pada 2020 ini sendiri ACES sudah menambah lima gerai baru tiga diantaranya dibuka setelah pemerintah mengumumkan Covid-19 sudah masuk Indonesia. ACES sendiri menargetkan akan membuka 15 gerai pada tahun ini.
Selain berekspansi dengan penambahan offline store ACES juga meningkatkan pelayanan e-commerce dengan menyediakan berbagai fitur tambahan seperti pemesanan melalui whatsapp dan menggratiskan ongkos kirim.
PT Unilever Tbk (UNVR) juga menjadi saham yang menahan kejatuhan IHSG karena saham ini hanya terkoreksi 4,17% selama tahun berjalan. Tipisnya koreksi di saham ini sendiri tidak mengherankan sebab sektor barang-barang konsumsi (consumer goods) yang menjadi andalan UNVR tergolong sektor yang defensif karena produknya tetap di butuhkan walaupun dalam kondisi pandemi corona sekalipun.
Selain itu pasar swalayan dan toserba yang menjadi ujung tombak penjualan barang-barang konsumsi masih diijinkan beroperasi walaupun pemerintah menjalankan kebijakan PSBB.
Masalah valuasi, saham-saham diatas tergolong premium karena dengan metode valuasi harga pasar dibanding dengan nilai buku (PBV) rata-rata sudah diatas 5, dan harga pasar dibandingkan dengan pendapatanya (PER) rata-rata sudah diatas 25.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000