IHSG Dibuka Anjlok, Asing Sudah Lepas BBCA & ASII

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 June 2020 09:24
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan Kamis (18/6/20) langsung dibuka anjlok 0,34% ke level 4.970,72. Selang 5 menit IHSG lanjut terkoreksi sebesar 0,59% ke level 4.958,27.

Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 2 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 500 miliar.

Saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 28,7 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 10 miliar.

Sejalan dengan gerak IHSG bursa di kawasan Asia juga terpantau mayoritas merah, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong ambles sebesar 1,09%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 1,13%, sedangkan STI Singapore juga turun 0,59%.

Sentimen negatif hari ini datang dari Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 yang masuk ke zona merah untuk pertama kali dalam 4 sesi perdagangan terakhir, menyusul peringatan dini soal obat Covid-19. Dow Jones anjlok 170,37 poin, atau 0,7%, ke 26.119,61 meski di sesi pembukaan sempat menguat tipis 47 poin ( 0,2%).

Di sisi lain, S&P 500 melemah 0,4% menjadi 3.113,49 sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,15% menjadi 9.910,53.

Pasar memperhitungkan risiko penyebaran kembali virus corona (strain terbaru) setelah Beijing menyatakan sekolah libur menyusul kenaikan lagi jumlah penderta Covid-19. Di AS, 2,1 juta penderita Covid-19 telah teridentifikasi dengan Arizona dan Texas melaporkan kenaikan kasus.

Di tengah kondisi demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati soal informasi bahwa dexamethasone bisa menjadi penyembuh Covid-19.

Direktur Eksekutif WHO Mike Ryan mengatakan bahwa hasil uji Universitas Oxford mengenai efektivitas peyembuhan Covid-19 dengan obat tersebut merupakan temuan dari satu studi saja. "Kita harus melihat data yang riil, data yang menyeluruh," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Sedangkan dari dalam negeri, hari ini bakal jadi ajang penting bagi pasar dalam memandang sejauh mana Bank Indoensia (BI) bersikap agresif mengawal pertumbuhan ekonomi, yang kini masih tersandera pandemi.

Gubernur Perry Warjiyo memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dimulai sejak kemarin, dan hari ini akan mengumumkan nasib suku bunga acuan nasional, yakni Bi 7-Day Reverse Repo Rate.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia berujung pada ekspektasi bahwa acuan penentuan suku bunga kredit dan tabungan itu bakal berada di level 4,25%, turun 25 basis poin (bps) dari posisi sekarang.

Pasar telah dibuat menanti. Selama dua kali RDG sebelumnya, ekspektasi penurunan suku bunga acuan belum juga dipenuhi oleh bank sentral dengan mempertahankannya di level 4,5%. Jika kali ini BI mengabulkan harapan tersebut, maka suku bunga acuan nasioal ini akan menjadi yang terendah sejak tahun 2018.

Ini persoalan ruang dan waktu. Jika bicara ruang penurunan, suku bunga acuan sebenarnya sudah terbuka sejak dua bulan terakhir karena inflasi terkendali dan rentang (spread) suku bunga kita dengan suku bunga AS yang masih jauh di kisaran 4%.

Namun, waktunya belum tepat karena nilai tukar rupiah yang sempat melemah tajam pada Maret lalu hingga menyentuh level psikologis Rp 16.000/US$, atau mendekati era krismon 1998.

Kaliini, momentum tersebut terbuka sangat-sangat lebar. Selepas Maret, rupiah menguat sangat tajam, nyaris 14% terhadap hadapan dolar AS.

Kebutuhan penurunan suku bunga pun secara kasat mata kian mendesak setelah pada Selasa Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyatakan kondisi perekonomian dunia bakal lebih buruk dari perkiraan awal.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular