Mayoritas CEO Sebut Ekonomi Pulih 2022, Apa Respons Erick?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 June 2020 09:05
Menteri BUMN Erick Thohir saat peresmian staisun terpadu Tanah Abang, Rabu (17/6/2020) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia harus lebih adaptif dengan kondisi perekonomian dunia di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, mayoritas petinggi perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) kelas dunia memprediksi ekonomi dunia baru akan bangkit pada 2022 mendatang.

Erick menyebutkan masih panjangnya masa bangkit perekonomian ini justru menjadi tantangan untuk bisa membuktikan bahwa Indonesia masih tetap bisa produktif dalam kondisi apapun.

"Apalagi saat survey terakhir mayoritas CEO perusahaan besar dunia bilang 52% ekonomi kembali baru pada kuartal I 2022. Lalu di situ dari survey 75% suka ga suka eranya digitalisasi. Menariknya orang akan kembali bekerja seperti jaman dulu, 35% bilang tidak akan seperti jaman dulu, tidak travel," kata Erick di Stasiun Tanah Abang, Rabu (17/6/2020).

"Hal ini jadi tantangan baru kita bagaimana kita bisa buktikan produktif dan implementatif dan buktikan bangsa kita adaptif. Apa mesti jaga protokol, tetap lakukan kegiatan normal, ini fungsi kedua yang saya yakin bangsa kita bisa lakukan. Kalau terbelenggu ekonomi balik kuartal I 2022 ini secara korporasi dan kehidupan masyarakat sangat berat. Karena itu adaptif kita harus lakukan," lanjutnya.

Salah satu bentuk adaptasi yang dapat dilakukan untuk tetap produktif adalah dengan berkolaborasi dengan kementerian, perusahaan pelat merah dan swasta.

"Dengan kerja sama kata-kata terpadu dengan Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI plus swasta bisa bekerja sama untuk menjaga kestabilan kehidupan masyarakat baik secara ekonomi dan sosial," katanya.

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global tahun ini terkontraksi -3%. Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada 2009 saat krisis keuangan global yaitu -1,68%. 


Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) juga memprediksi ekonomi global akan berkontraksi setidaknya 6% pada tahun ini akibat penutupan ekonomi guna menekan angka wabah Covid-19.

OECD juga memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi global akan "melambat dan tidak pasti". Untuk Indonesia, lembaga yang beranggotakan sekitar 37 negara memprediksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air berpotensi terkontraksi sebesar 2,8% hingga 3,9% tahun ini, dengan kenaikan PDB tahun depan sebesar 5,2%.

Tapi prediksi level itu dengan catatan jika hanya terjadi gelombang pertama Covid-19, sementara pertumbuhan PDB Indonesia bisa tumbuh hanya 2,6% tahun depan jika terjadi gelombang kedua Covid-19.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular