
Waspada! Sesi II IHSG Bisa Terkoreksi, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I hari Rabu (17/6/2020) berhasil menghijau setelah sempat terlempar ke zona merah di tengah keraguan pelaku pasar atas gelombang kedua Covid-19 serta sentimen negatif yang datang dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 4,65 triliun, dengan investor asing jual bersih (net sell) sebesar Rp 421,05 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 5,62 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 420.751 kali transaksi.
Saham-saham yang naik di antaranya saham PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) (10,40%), PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) (9,21%), PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) (8,93%), sedangkan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (6,02%) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) (4,57%).
Penguatan IHSG sesi I terdorong oleh kabar menggembirakan yang datang dari perusahaan farmasi Inggris. Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca PLC mengungkapkan bahwa vaksin coronavirus potensial yang tengah dikembangkan perusahaan kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap tertularnya virus Covid-19 selama sekitar satu tahun.
"Kami pikir itu [vaksin] akan melindungi selama sekitar satu tahun," kata CEO AstraZeneca, Pascal Soriot kepada penyiar Bel RTL, stasiun radio Belgia, dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2020).
Kendati berhasil menguat di sesi I, namun pelaku pasar perlu mewaspadai sentimen negatif yang muncul dari IMF yang memperkirakan bahwa perekonomian global pada 2020 berpeluang terkontraksi lebih buruk dari perkiraan semula. Krisis kali ini, menurut Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, adalah semacam pengurungan akbar (Great Lockdown) yang tak pernah dilihat dunia sebelumnya.
Kemudian sentimen negatif lain juga datang dari Beijing di China yang menerapkan pembatasan perjalanan warganya, menyusul munculnya 106 kasus baru Covid-19 di wilayah tersebut. Sumber penyebaran disinyalir dari pasar grosir Xinfadi, di mana ribuan orang bertransaksi setiap harinya. Sebanyak 27 distrik dinyatakan sebagai wilayah dengan risiko menengah.
Pada perdagangan sesi II IHSG rawan terkoreksi merespons ramalan IMF dan gelombang kedua virus corona. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator BB yang mencoba menyentuh level pivot.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di bawah area resistance yang mencoba menyentuh level pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung untuk terkoreksi kendati terbatas.
Untuk melanjutkan kenaikan, perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.015 kembali hingga area 5.050. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish kembali perlu melewati level support yang berada di area 4.965 hingga area 4.935.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk naik.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI masih berada di bawah area 80 dan terpantau bergerak turun, artinya pergerakan selanjutnya cenderung koreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di bawah area resistance mencoba menyentuh level pivot, maka pergerakan IHSG selanjutnya diperkirakan untuk terkoreksi terbatas karena MACD yang masih menunjukkan oversold.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!