Dibuka Lesu, Rupiah Langsung Bangkit!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 June 2020 09:10
money changer
Ilustrasi Money Changer (REUTERS/Johannes P. Christo)

Sebelumnya, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) mengumumkan akan mengubah skema pembelian obligasi korporasi dengan memasukkan pendekatan indeksasi. Artinya, The Fed akan membeli obligasi korporasi di pasar sekunder yang kemudian menciptakan portofolio baru yang berbasis indeks pasar. The Fed akan menyerap obligasi korporasi berdasarkan indeks yang terbangun dari aset dengan rating minimum tertentu, tenor tertentu, dan berbagai kriteria lainnya.

Kemudian bank sentral Jepang (BoJ) berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas pinjaman kepada korporasi hingga US$ 1 triliun dari sebelumnya sekitar US$ 700 miliar. Haruhiko KUroda, Gubernur BoJ, juga menegaskan siap meningkatkan jumlah fasilitas tersebut jika memang dibutuhkan.

Sementara dari penanganan virus corona, ada kabar baik yaitu pemberian obat dexamethasone terbukti mampu menurunkan risiko kematian pasien hingga sepertiga. Pemberian dexamethasone dalam dosis rendah dapat meningkatkan harapan hidup pasien positif virus corona.

"Pasien yang menggunakan ventilator yang diberikan dexamethasone bisa menghindari risiko kematian, ini bisa menyelamatkan nyawa. Harganya pun tidak mahal," kata Martin Landray, Profesor di Oxford University, seperti dikutip dari Reuters.

Berbagai kabar baik ini menjadi penyebab investor enggan bermain aman. Arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya jelas, rupiah kembali nyaman menapaki jalur hijau.

"Kita mendapatkan kabar baik dalam upaya memerangi Covid-19. Reopening dan data yang sangat bagus memberi petunjuk bahwa pemulihan sudah terjadi dan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya," tambah Detrick.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular