Dapat Suntikan Tenaga dari The Fed, Rupiah Juara Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 June 2020 15:54
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) akan berkontraksi alias minus di kuartal II-2020.


Sri Mulyani mengatakan tahun ini tantangan sangat berat, akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang belum diketahui sampai kapan berlangsung.


"2020 adalah tahun yang sangat ekstra ordinary. Pandemi Covid-19 adalah tantangan yang belum ada jawaban kapan akan berakhir dan bagaimana respons yang paling efektif," kata Sri Mulyani dalam keterangan pers APBN KiTa edisi Juni 2020, Selasa (16/6/2020).


Akibat tekanan tersebut perekonomian global termasuk Indonesia mengalami kemerosotan dan diprediksi mengalami kontraksi 3,1% pada periode Mei-Juni.


"Pada kuartal II akan ada kontraksi karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan dan memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi yang besar. Ini akan mempengaruhi kuartal II yang kita perkirakan -3,1%," katanya.


Namun pada kuartal III dan IV, Sri Mulyani, kondisi perekonomian diperkirakan membaik dan pertumbuhan ekonomi kembali ke teritori positif. Oleh karena itu, pemerintah masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 di kisaran -0,4% hingga 2,3%.


"Meskipun point estimate kita mendekati 0-1%. Kita akan liat terus dari berbagai perkembangan," katanya.


Meski diramal akan mengalami kontraksi, tetapi rupiah bergeming. Pelaku pasar sepertinya sudah maklum perekonomian mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya Indonesia, tetapi seluruh negara mengalami kemerosotan ekonomi.


Maklum saja, guna meredam penyebaran virus corona, negara-negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) sehingga aktivitas ekonomi menurun tajam bahkan nyaris terhenti. Sehingga kemerosotan ekonomi tak bisa dihindari.


Pasar kini lebih melihat bagaimana negara bangkit dari kemerosotan ekonomi, salah satunya denga new normal, sederhanya memutar kembali roda perekonomian dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.


Sentimen new normal tersebut menjadi salah satu yang menopang penguatan rupiah belakangan ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular