Analisis Teknikal

Wall Street Hijau, IHSG Bisa Tembus Gak ke Level 4.990?

Haryanto, CNBC Indonesia
15 June 2020 08:20
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (15/6/2020) berpotensi menguat karena bursa Wall Street yang juga masuk zona hijau pada perdagangan akhir pekan lalu.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat lalu (12/6/2020) IHSG berhasil masuk zona hijau, yang naik 25,60 poin atau 0,53% menjadi 4.880,36 terdorong secara teknikal yang sudah mengalami jenuh jual atau oversold.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Jumat lalu mencapai Rp 10,13 triliun, investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,2 triliun di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 162 saham yang membukukan kenaikan, sementara turun sebanyak 247 saham dan stagnan sebanyak 171.

Saham-saham yang naik di antaranya PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) (21,89%), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (9,76%), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) (7,14%), Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (6,18%) dan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) (6,12%).

Penguatan atau rebound IHSG lebih cenderung terdorong oleh faktor teknikal yang sudah jenuh beli. Sementara sentimen positif new normal telah mampu di tekan oleh sentimen seputar gelombang kedua virus corona yang lagi-lagi memberikan kekhawatiran tentang prospek ekonomi dunia.

Oleh karena itu, IHSG pada sepekan kemarin melemah 1,36% ke level 4.880,36 jika dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu di level 4.947,78.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (Sabtu pagi waktu Indonesia) ditutup menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 477,37 poin atau 1,9% menjadi 25.605,54, Nasdaq melonjak 96,08 poin atau 1% menjadi 9.588,81 dan S&P 500 melonjak naik 39,21 poin atau 1,3% menjadi 3.041,31.

Meskipun rebound pada akhir pekan, indeks rata-rata utama membukukan kerugian yang curam selama sepekan lalu. Dow dan S&P 500 anjlok masing-masing sebesar 5,6% dan 4,8%, sementara Nasdaq merosot sebesar 2,3%.

Pada catatan pukul 07:15 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,38% pada 25.048, sedangkan S&P 500 melemah 1,35% menjadi 2.983 dan Nasdaq Composite 100 ambles 0,98% pada 9.538.

Pada perdagangan pagi ini Senin (15/6/2020) kenaikan bursa Wall Street kemungkinan menjadi sentimen positif IHSG untuk masuk zona hijau lagi.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG mencoba menyentuh area pivot dari level support atau tren penurunan, dengan garis BB yang terlihat mulai menyempit setelah menembus level support, maka pergerakan cenderung untuk rebound atau naik.

Untuk melanjutkan bullish, IHSG perlu melewati level resistance yang berada di area 4.935 dan berlanjut hingga area 4.990. Sementara untuk merubah bisa menjadi bearish kembali perlu melewati support yang berada di area 4.770 hingga area 4.655.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang mencoba berpotongan di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk rebound.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 49 dan terus bergerak ke atas setelah beberapa hari berada di area jenuh jual, artinya pergerakan selanjutnya cenderung naik atau menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang mulai menyempit serta mencoba sentuh area resistance dan terkonfirmasi RSI yang oversold dan MACD yang mencoba berpotongan ke atas, maka pergerakan IHSG berpeluang untuk rebound atau melanjutkan penguatan dari sesi sebelumnya.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular