
Dow Futures Masuk Zona Merah Jelang Pidato Bos The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (10/6/2020) masuk ke zona merah, jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 99 poin (-0,4%) dan mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa utama nasional tersebut bakal melemah hingga 92 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 juga tertekan 0,2%.
Namun, kontrak berjangka indeks Nasdaq-100 menguat 0,1% karena investor kembali memburu saham-saham sektor teknologi yang di masa karantina wilayah (lockdown) mendapat berkah kenaikan penggunaan jasa.
Saham Amazon dan Apple menguat di sesi pra-pembukaan. Pada Selasa, indeks Dow Jones dan S&P 500 tertekan karena aksi jual saham-saham yang sempat diduga bakal mendapat berkah dari pembukaan kembali ekonomi.
Indeks Dow Jones tertekan 300 poin atau 1,1%, menghentikan reli selama 6 hari sebelumnya. Saham yang menjadi pemberat utama adalah saham Boeing yang anjlok 5,9%. Sementara itu, indeks S&P 500 terkoreksi 0,8% sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,3% dipicu saham Facebook, Amazon Apple, Netflix dan induk usaha Google yakni Alphabet.
"Setelah kenaikan yang beringas beberapa pekan ini, pasar saham mulai menghadapi koreksi atau setidaknya terhenti dulu," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, kepada CNBC International.
The Fed diperkirakan tak mengubah arah kebijakan moneternya, dengan suku bunga acuan di level mendekati nol dan program pembelian aset terus dijalankan. Namun, investor akan melihat apakah akan ada batas imbal hasil (yield) yang diterapkan.
Selain itu, pelaku pasar juga memantau pertanda tentang seberapa lama kebijakan yang sekarang masih akan dipertahankan dan proyeksi ekonomi serta suku bunga acuan AS ke depannya dari pidato Ketua The Fed Jerome Powell
Bank sentral terkuat dunia ini akan memaparkan proyeksi ekonomi dan suku bunganya yang pertama dalam tahun ini, karena jadwal semula pada Maret dibatalkan karena penghentian ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Dow Futures Menguat Meski Volatilitas Wall Street Meninggi