Kredit Q2 Diprediksi Melambat, Bank Mandiri Mulai Hati-hati

Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 June 2020 17:42
Gedung Bank Mandiri
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkirakan penyaluran kredit pada kuartal II-2020 bakal melambat dibanding dengan kuartal I-2020 yang berhasil tumbuh sebesar 14,20%. Hal ini disebabkan banyak sektor bisnis yang terdampak Covid-19 sehingga terjadi perlambatan permintaan kredit.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Heri Gunardi mengatakan dengan besarnya dampak Covid-19 terhadap berbagai sektor bisnis, perusahaan juga mulai berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

"Kuartal I kemarin kalau dilihat bisa kredit tumbuh 14,20% artinya masih bagus. Tapi saya rasa dari bulan April, Mei, Juni ini tentunya kan terjadi perlambatan akibat dari banyak sekali sektor yang terkena imbas Covid-19," kata Heri dalam wawancara bersama CNBC Indonesia TV, Rabu (10/5/2020).

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa tingkat demand yang rendah dan bank juga mulai hati-hati dalam menyalurkan kredit karena kondisi yang dinilai tidak kondusif saat ini.

"Harapannya kalau di kuartal tiga dan empat kalau PSBB [pembatasan sosial berskala besar] atau kondisi pergerakan masyarakat sudah semakin lebih baik, walau tetap menggunakan protokol Covid-19, yakni jaga jarak dan pakai masker, cuci tangan dan harapan demand kredit terutama dan pertumbuhan bisnis terjadi. Kami melihat bahwa pertumbuhan tertekan di kuartal kedua 2020," jelas dia.

Terkait dengan dampak bagi debitur ini, Bank Mandiri sudah melakukan restrukturisasi kepada 323.617 debitur perusahaan dengan nilai Rp 60,8 triliun hingga 26 Mei lalu.

Jumlah tersebut setara dengan 8% dari Baki Debet Mandiri. Baki Debet adalah besaran sisa pokok pinjaman pada waktu tertentu di luar bunga dan denda ataupun biaya penalti yang harus dibayarkan.

Dari jumlah tersebut, terdiri dari 72% debitur segmen UMKM dan mikro (small medium enterprise/SME) yang mencapai Rp 25,6 triliun dengan jumlah debitur 234.025. Kemudian dari wholesale (ritel grosir) sebanyak 74 debitor dengan nilai Rp 21,0 triliun, lalu retail loan sebanyak 89.518 debitur dengan nilai Rp 14.,2 triliun.

Sepanjang kuartal I-2020, Bank Mandiri masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 7,92 triliun, tumbuh 9,44% dibanding Maret 2019 yang tercatat Rp 7,23 triliun.

Capaian ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan berbasis biaya sebesar Rp 7,74 triliun di Maret 2020, tumbuh 23,95% dibanding Maret 2019 yang sebesar Rp 6,24 triliun.

Selain itu, kenaikan laba juga didorong oleh pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 14,20%, dari Rp 790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 902,7 triliun di Maret 2020, dengan NPL gross (kredit bermasalah gross) terjaga di level 2,36%.

Portofolio kredit di segmen wholesale (bank only) sampai dengan Maret 2020 mencapai Rp 513 triliun atau tumbuh 17,92% YoY (year on year). Sementara pada segmen retail (bank only) sebesar Rp 273,1 triliun, tumbuh 9,47% secara tahunan.

Bank Mandiri juga memiliki konsistensi dalam mengembangkan segmen UMKM di mana Kredit UMKM hingga Maret 2020 mencapai Rp 89,2 triliun, tumbuh 6,90% secara yoy, kepada lebih dari 929.000 pelaku UMKM.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Gokil! Laba Bank Mandiri (BMRI) Tumbuh 66,83% Jadi Rp 28,02 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular