Pekan Depan RUPST, Ada Kabar Bos Astra akan Diganti

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 June 2020 11:27
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Astra International Tbk (ASII) akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pekan depan, Selasa, 16 Juni 2020. Ada 4 agenda yang akan dibahas dalam Rapat tersebut, salah satunya adalah pengangkatan anggota direksi dan perubahan susunan dewan komisaris Astra.

Dari informasi yang diperoleh CNBC Indonesia, Prijono Sugiarto, CEO Astra Internaional dikabarkan akan pensiun dari jabatannya tersebut setelah 10 tahun berada di pucuk pimpinan Astra. Nantinya, Prijono akan mengisi jabatan barunya sebagai Komisaris Utama Astra (Chairman).

CNBC Indonesia telah mengonfirmasi informasi ini kepada Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti. Namun Tira tidak bersedia memberikan penjelasan terkait pergantian direktur utama tersebut.  

"Saya tidak mau mengomentari rumor yang beredar. Segala sesuatu terkait agenda RUPST baru akan diputuskan saat RUPST. Kita tunggu saja hasil RUPST-nya nanti," katanya saat dikonformasi, Selasa (9/6/2020). 


Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi Korporat Astra International Boy Kelana Soebroto juga tidak memberikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan CNBC Indonesia. 

"Untuk saat ini lebih baik menunggu setelah pelaksanan RUPST Astra pada 16 Juni 2020," kata Boy, kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/6/2020).

Sebagai informasi, Prijono adalah Presiden Direktur Astra International sejak 1 Maret 2010 dan sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2001 sampai dengan 2010.

Kinerja Astra pada triwulan pertama 2020, secara konsolidasi, masih membukukan laba bersih Rp 4,81 triliun, turun 8% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 5,21 triliun. Sedangkan, pendapatan bersih ASII tercatat turun 9% menjadi Rp 54 triliun dari sebelumnya Rp 59,60 triliun.



Presiden Direktur Astra Internasional, Prijono Sugiarto menjelaskan, penurunan kinerja perseroan secara konsolidasi terutama disebabkan turunnya harga batu bara dan melemahnya kepercayaan konsumen. Kondisi ini, kata Prijono diperkirakan akan bertahan selama beberapa waktu ke depan.

"Selain itu karena dampak pandemi COVID-19 telah bertambah berat dan telah diterapkannya tindakan-tindakan pembatasan untuk menanggulangi pandemi tersebut, kondisi yang dihadapi semakin sulit dan memberikan dampak yang semakin besar terhadap kinerja Grup Astra pada bulan April," kata Prijono, dalam keterangan pers, Senin (27/4/2020).

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Saham ASII Terkoreksi Hari Ini, Bagaimana Prospeknya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular