
Semangat 45! IHSG Awal Pekan Dibuka Langsung ke Level 5.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan kedua Juni, Senin (8/6/20) berhasil dibuka di zona hijau menguat 1,06% ke level 5.000,36 . Selang 5 menit kemudian IHSG dipantau naik 1,42% ke level 5.018,14.
Di tengah kenaikan ini, Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih tipis Rp 11 miliar di pasar reguler pagi hari ini.
Mayoritas bursa Asia juga terpantau hijau, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong naik sebesar 0,52%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 0,77%, sedangkan STI Singapore terbang sebesar 0,77%
Sentimen positif datang dari bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street yang menjadi kiblat bursa saham di seluruh dunia ditutup melejit pada perdagangan Jumat (5/6/2020), didorong rilis data tenaga kerja yang terbukti jauh lebih baik dari proyeksi suram para pelaku pasar.
Data perdagangan mencatat, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 3,15% di level 27.110,98, kemudian Indeks S&P 500 terbang 2,62% di level 3.193,93.
Adapun Indeks Nasdaq ditutup meroket 2,06% di posisi 9.814,08, level all time high untuk pertama kalinya. Nasdaq bahkan sempat menyentuh level intraday tertinggi yakni di posisi 9.845,69.
AS mencatat 2,5 juta lapangan kerja baru pada Mei, sehingga angka pengangguran membaik ke 13,3%, menurut data Departemen Tenaga Kerja AS. Ini menampar proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja, dan angka pengangguran 20%.
"Angka penganggurannya mantap, tingkat partisipasi kerja meningkat. Ini terkonfirmasi sebagai laporan yang solid," tutur Drew Matus, Kepala Perencana Pasar MetLife Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sementara sentimen negatif muncul dari China melalui data ekspor impornya. Ekspor bulan Mei terkontraksi 3,3% secara dibanding Mei tahun sebelumnya (YoY), setelah bulan April sebelumnya berhasil mengalahkan ekspektasi berekspansi 3,5% tentunya ini diatas konsensus yang dihimpun Reuters yang meramal akan terjadi kontraksi 7%.
Catatan ekspor China walaupun buruk, masih lebih baik daripada catatan impornya. Impor China tumbang setelah terkontraksi 16,7% secara YoY, memburuk dari bulan April yang 'hanya' terkontraksi 14,2%.
Selain itu kabar buruk juga muncul dari dalam negeri setelah rilis data Juru Bicara Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto pada Sabtu lalu (6/6/20) yang menunjukkan penambahan harian kasus positif virus nCov-19 kembali memcahkan rekor baru yaitu 993 orang positif dalam sehari dengan total 30.514 pasien positif.
Rilis data ini tentunya akan mendatangkan ketakutan bagi para pelaku pasar akan munculnya gelombang kedua virus Covid-19.
Apalagi banyak yang berpendapat bahwa gelombang pertama virus corona saja belum berhasil dilewati. Mengingat di berberapa negara seperti Korea Selatan, yang setelah perekonomianya dibuka, sempat melakukan pengetatan karantina kembali setelah ketakutan akan munculnya gelombang pandemi jilid 2 datang dengan munculnya klaster-klaster penyebaran baru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000