
Ekonomi Dunia Digeber Lagi, Masa Kejayaan Emas Bakal Tumbang?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 June 2020 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Bombardir kabar baik di pekan ini membuat harga logam mulia emas cenderung melorot. Rilis berbagai data semakin menunjukkan bahwa prospek ekonomi kian cerah dan membuat harga emas sebagai aset safe haven terpangkas.
Harga emas turun nyaris 1,5% pada penutupan perdagangan hari Jumat (5/6/2020) kemarin. Dalam sepekan terakhir harga bullion turun 2,38% (week on week/wow).
Pada penutupan perdagangan akhir pekan harga emas dibanderol US$ 1.685,2/troy ons turun dari level psikologisnya US$ 1.700/troy ons.
Anjloknya harga emas karena harapan optimisme pulihnya ekonomi global kian terlihat dari berbagai rilis data yang ada. Memasuki bulan Mei, sektor manufaktur negara-negara G20 sudah mulai terlihat membaik walau masih mengalami kontraksi.
Peningkatan angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Mei menjadi indikatornya. Semua negara anggota G20 melaporkan adanya peningkatan angka PMI manufaktur.
Bahkan China yang pertama kali mendeklarasikan diri terlepas dari belenggu wabah virus corona sektor manufakturnya sudah terlihat ekspansif tercermin dari angka PMI manufaktur yang sudah berada di atas level 50.
Sentimen lain yang juga membuat harga emas terpuruk adalah rilis data penciptaan lapangan pekerjaan (non-farm payrolls) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk periode Mei lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan 2,5 juta lapangan kerja baru pada Mei, sehingga angka pengangguran membaik ke 13,3%. Angka ini jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja yang hilang dan angka pengangguran naik menjadi 20%.
Sontak kabar tersebut membuat aset-aset berisiko seperti saham melesat. Dini hari tadi Wall Street ditutup menguat signifikan dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami apresiasi sebesar 3,15% sedangkan S&P melompat 2,62%.
"Angka penganggurannya mantap, tingkat partisipasi kerja meningkat. Ini terkonfirmasi sebagai laporan yang solid," tutur Drew Matus, Kepala Perencana Pasar MetLife Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.
Merespons itu, Presiden AS Donald Trump langsung eksis di Twitter dan berkata: "Ini angka yang menakjubkan. Ini membahagiakan, mari menyebutnya demikian." Trump juga bilang akan menggelar konferensi pers mengenai itu pada pukul 10:00 waktu setempat.
Emas Antam
Beralih ke dalam negeri, anjloknya harga emas dunia juga turut jadi sentimen negatif untuk harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Harga emas Antam pekan ini cenderung mengalami fluktuasi mengekor harga emas dunia.
Dalam sepekan terakhir harga emas Antam ambles 2,92%. Turun lebih dalam dari harga emas dunia. Di akhir pekan kemarin untuk 1 gram logam mulia Antam yang mengacu pada kepingan 100 gram harganya dibanderol Rp 830.120.
Namun prospek emas untuk jangka panjang masih dinilai positif seiring dengan masih adanya ketidakpastian yang datang dari ancaman gelombang kedua wabah dan ketegangan Washington-Beijing. Sehingga aset safe haven masih akan dimasukkan ke dalam portofolio investor.
Selain itu banjir stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan bank sentral global juga menjadi faktor yang membuat investasi di emas menarik lantaran logam mulia ini juga dinilai sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan depresiasi nilai tukar.
"Namun, kami masih melihat ketidakpastian ekonomi, ketegangan perdagangan, masalah di Amerika Serikat," kata analis INTL FCStone Rhona O'Connell. "Untuk jangka panjang, pengaruhnya jelas lebih positif (untuk emas) daripada negatif."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ekonomi Redup, Emas Berkilau
Harga emas turun nyaris 1,5% pada penutupan perdagangan hari Jumat (5/6/2020) kemarin. Dalam sepekan terakhir harga bullion turun 2,38% (week on week/wow).
Pada penutupan perdagangan akhir pekan harga emas dibanderol US$ 1.685,2/troy ons turun dari level psikologisnya US$ 1.700/troy ons.
Anjloknya harga emas karena harapan optimisme pulihnya ekonomi global kian terlihat dari berbagai rilis data yang ada. Memasuki bulan Mei, sektor manufaktur negara-negara G20 sudah mulai terlihat membaik walau masih mengalami kontraksi.
Peningkatan angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Mei menjadi indikatornya. Semua negara anggota G20 melaporkan adanya peningkatan angka PMI manufaktur.
Bahkan China yang pertama kali mendeklarasikan diri terlepas dari belenggu wabah virus corona sektor manufakturnya sudah terlihat ekspansif tercermin dari angka PMI manufaktur yang sudah berada di atas level 50.
Sentimen lain yang juga membuat harga emas terpuruk adalah rilis data penciptaan lapangan pekerjaan (non-farm payrolls) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk periode Mei lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan 2,5 juta lapangan kerja baru pada Mei, sehingga angka pengangguran membaik ke 13,3%. Angka ini jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja yang hilang dan angka pengangguran naik menjadi 20%.
Sontak kabar tersebut membuat aset-aset berisiko seperti saham melesat. Dini hari tadi Wall Street ditutup menguat signifikan dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami apresiasi sebesar 3,15% sedangkan S&P melompat 2,62%.
"Angka penganggurannya mantap, tingkat partisipasi kerja meningkat. Ini terkonfirmasi sebagai laporan yang solid," tutur Drew Matus, Kepala Perencana Pasar MetLife Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.
Merespons itu, Presiden AS Donald Trump langsung eksis di Twitter dan berkata: "Ini angka yang menakjubkan. Ini membahagiakan, mari menyebutnya demikian." Trump juga bilang akan menggelar konferensi pers mengenai itu pada pukul 10:00 waktu setempat.
Emas Antam
Beralih ke dalam negeri, anjloknya harga emas dunia juga turut jadi sentimen negatif untuk harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Harga emas Antam pekan ini cenderung mengalami fluktuasi mengekor harga emas dunia.
Dalam sepekan terakhir harga emas Antam ambles 2,92%. Turun lebih dalam dari harga emas dunia. Di akhir pekan kemarin untuk 1 gram logam mulia Antam yang mengacu pada kepingan 100 gram harganya dibanderol Rp 830.120.
Namun prospek emas untuk jangka panjang masih dinilai positif seiring dengan masih adanya ketidakpastian yang datang dari ancaman gelombang kedua wabah dan ketegangan Washington-Beijing. Sehingga aset safe haven masih akan dimasukkan ke dalam portofolio investor.
Selain itu banjir stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan bank sentral global juga menjadi faktor yang membuat investasi di emas menarik lantaran logam mulia ini juga dinilai sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan depresiasi nilai tukar.
"Namun, kami masih melihat ketidakpastian ekonomi, ketegangan perdagangan, masalah di Amerika Serikat," kata analis INTL FCStone Rhona O'Connell. "Untuk jangka panjang, pengaruhnya jelas lebih positif (untuk emas) daripada negatif."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ekonomi Redup, Emas Berkilau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular