Internasional

Trump Legowo Ucapkan Terima Kasih ke Iran, Kok Bisa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 June 2020 07:07
Presiden Donald Trump konferensi pers COVID-19. AP/Alex Brandon
Foto: Presiden Donald Trump konferensi pers COVID-19. AP/Alex Brandon
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejadian langka terjadi. Kali ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Iran. Ada apa sebetulnya?

Hal ini diucapkan Trump melalui Twitternya @realDonald Trump. "Terima kasih kepada Iran," ujarnya, Jumat (5/6/2020).

Hal ini tak lain karena Iran membebaskan seorang veteran Angkatan Laut AS. Bahkan Trump berujar, mungkin saja, setelah ini kedua negara akan mencapai sebuah kesepakatan.

Veteran itu bernama Michael White dan sudah ditahan 2 tahun di Iran. Sebelumnya AS juga telah membebaskan dua warga Iran yang ditahan di pekan kemarin.


"Sangat bangga melihat Michael pulang. Ia sudah sampai. Very exciting. Terima kasih Iran. Jangan menunggu setelah pemilu AS untuk membuat keputusan besar," tulisnya lagi.


Sebelumnya AS dan Iran dikenal sebagai musuh bebuyutan. Keduanya berkonflik soal nuklir Iran.

Bahkan di 2018, AS keluar dari perjanjian pembatasan nuklir Iran, yang mengikat kedua negara, China, Rusia dan Uni Eropa. Bahkan Iran kembali diberi sanksi yang membuat ekonominya jatuh dan penjualan minyak terganggu.

Bulan lalu, kedua negara juga bersitegang di Laut Arab. Kapal Iran disebut mengelilingi kapal perang AS di Laut Teluk. AS menuding Iran melakukan provokasi, sedangkan Tehran menyebut Washington melanggar teritori mereka.

Sebagai informasi, Michael White, seorang veteran Angkatan Laut AS yang dipenjara di Iran sejak 2018. Dia dibebaskan pada Kamis dan akan kembali ke AS, kata para pejabat AS dan Iran, dengan Swiss bertindak sebagai perantara.

Rilis ini menyusul berbulan-bulan komunikasi tidak langsung antara AS dan Iran atas tahanan Amerika melalui pemerintah Swiss. NBC News sebelumnya melaporkan, Swiss telah mengawasi kepentingan AS di Teheran sejak hubungan diplomatik antara Washington dan Teheran runtuh 40 tahun yang lalu.

Duta Besar Swiss untuk Iran, Markus Leitner, berkunjung secara berkala ke Washingtondalam beberapa bulan terakhir untuk menyampaikan informasi tentang status warga AS yang dipenjara dan menyampaikan pesan dari Teheran.

"Selama 683 hari terakhir anak saya, Michael, telah disandera di Iran oleh IRGC (Korps Pengawal Revolusi Iran) dan saya telah hidup dalam mimpi buruk," kata Joanne White, ibu dari Michael White, dilansir NBCNews. "Saya diberkati untuk mengumumkan bahwa mimpi buruk itu sudah berakhir, dan anak saya aman dalam perjalanan pulang."

Ibu White mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan administrasi Trump, Departemen Luar Negeri, pemerintah Swiss yang telah berjibaku negosiasi antara Teheran dan Washington. Dia juga berterima kasih kepada mantan Gubernur New Mexico Bill Richardson karena bekerja untuk mengamankan pembebasan putranya.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Konflik Kian Panas, Trump Beri Sanksi Baru ke Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular