
Waspada Profit Taking! Ada Sinyal IHSG Masuk Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (5/6/2020) berpotensi melemah terdorong oleh koreksi bursa saham Wall Street AS menjelang laporan data pasar tenaga kerja.
Sebelumnya, pada perdagangan Kamis kemarin (4/6/2020) IHSG terkoreksi 24,30 poin atau 0,49% menjadi 4.916,70 karena aksi profit taking atau ambli untung pelaku pasar setelah reli dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 12,30 triliun, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 983,79 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada sebanyak 210 saham yang membukukan kenaikan, sementara sebanyak 201 saham turun dan 161 stagnan.
Saham-saham yang mencatatkan penurunan di antaranya PT Adaro Energy Tbk (ADRO) (-3,86%), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) (-3,80%), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (-3,47%), Sedangkan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) (-3,47%) dan PT Medco Energi Indternational Tbk (MEDC) (-3,31%).
Koreksi IHSG pada perdagangan Kamis kemarin lebih cenderung karena aksi profit taking pelaku pasar setelah reli dalam beberapa hari terakhir. Sementara PSBB yang kembali diperpanjang juga memberi sedikit tekanan.
Kendati demikian, minat investor asing terhadap pasar saham masih cukup optimis, hal ini tercermin dengan nilai beli bersih (net buy) asing yang mencapai hampir Rp 1 triliun.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat pagi waktu Indonesia) ditutup bervariasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 11,93 poin atau 0,1% ke level tertinggi tiga bulan pada 26.281,82, Nasdaq turun 67,10 poin atau 0,7% menjadi 9.615,81 dan S&P 500 turun 10,52 poin atau 0,3% menjadi 3.112,35.
Penurunan Wall Street terdorong oleh turunnya saham perusahaan teknologi. Facebook dan Netflix keduanya turun lebih dari 1,6%, sementara Amazon ambles 0,7%, sedangkan Alphabet dan Apple masing-masing turun lebih dari 0,8%.
Selain itu, pelaku pasar tampaknya enggan untuk membuat langkah yang lebih signifikan menjelang rilis laporan pekerjaan bulanan Departemen Tenaga Kerja AS nanti malam pukul 19:30 WIB.
Ekonom saat ini memperkirakan pekerjaan akan jatuh sekitar 8,0 juta pekerjaan pada bulan Mei setelah turun 20,5 juta pekerjaan pada April. Tingkat pengangguran diperkirakan akan melonjak menjadi 19,8% dari 14,7%.
Pada catatan pukul 07:40 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,02% pada 26.247, sedangkan S&P 500 naik 0,01% menjadi 3.110 dan Nasdaq Composite 100 turun tipis 0,04% pada 9.622.
Pada perdagangan pagi ini Jumat (5/6/2020) koreksi bursa Wall Street menjadi sentimen negatif IHSG untuk masuk zona merah.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG bergerak menuju area pivot, dengan garis pivot yang semakin menyempit dari tren penguatan sebelumnya, artinya pergerakan cenderung untuk melemah atau koreksi.
Untuk melanjutkan penurunan dari penutupan kemarin IHSG perlu melewati level support selanjutnya yang berada di area 4.870 dan berlanjut hingga area 4.830. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish kembali perlu melewati resistance yang berada di area 4.945 hingga area 4.990.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, namun mencoba berpotongan di atas area MACD, maka ada kecenderungan untuk terkoreksi.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51.46 setelah bergerak ke bawah dari area jenuh beli, artinya pergerakan selanjutnya cenderung konsolidasi atau terkoreksi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator garis BB yang semakin menyempit dan RSI yang overbought, maka pergerakan IHSG cenderung untuk konsolidasi atau koreksi.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500