Analisis Teknikal

Anies Longgarkan PSBB DKI, Begini Gerak IHSG di Sesi II

Haryanto, CNBC Indonesia
04 June 2020 13:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Kamis (4/6/2020) naik 42,18 poin atau 0,85% ke level 4.983,19 karena investor asing. Masuknya asing merespons optimisme rencana pemerintah membuka kembali perekonomian Indonesia.

IHSG juga sempat menembus level psikologis di level 5.000 dengan rentang harga tertinggi sesi I di 5.014 dan harga terendah di level 4.941,06.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi mencapai Rp 6,7 triliun, dengan investor asing beli bersih (net buy) sebesar Rp 430,64 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 8,53 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 526.311 kali transaksi.

Saham-saham yang menguat di antaranya saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (18,69%), PT PP Tbk (PTPP) (14,47%), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) (14,29%), sedangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (11,76%) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) (10,00%).



Penguatan IHSG terdorong oleh selera investor asing terhadap aset berisiko (risk appetite) nampaknya sudah kembali, investor asing hari ini kembali mencatatkan aksi beli bersih sebanyak Rp 430,64 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Reli panjang IHSG dalam 2 pekan terakhir ini masih seputar optimisme para pelaku pasar akan diputarnya kembali perekonomian Indonesia dan banyak negara-negara lain di berbagai belahan dunia. Dengan dibukanya kembali perekonomian, perusahaan-perusahaan yang terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat kembali beroperasi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta bisa dilakukan. Hal ini berdasarkan penilaian 3 indikator.

Anies bercerita, angka effective reproduction number (Rt) Covid-19 terus menunjukkan penurunan. "Rt di Jakarta turun terus, ada di angka 0,99 per hari ini. Parameter-parameter juga menunjukkan angka yang baik," kata Anies dalam siaran langsung di Channel Youtube Pemprov DKI, Kamis (4/6/2020).

Menurutnya, angka R-naught di wilayah pandemi harus di bawah 1. Karena jika di atas 1 itu maka wabah bisa terus berkembang.


Sentimen positif lainnya juga datang
dari kenaikan yang berkelanjutan di Wall Street setelah rilis data ekonomi baru-baru ini menambah optimisme investor tentang pemulihan yang cepat, termasuk laporan dari prosesor penggajian ADP (Automatic Data Processing) yang menunjukkan laju orang yang kehilangan pekerjaan di sektor swasta untuk bulan Mei melambat jauh lebih banyak daripada yang diprakirakan.

ADP mengatakan pekerjaan sektor swasta merosot 2,76 juta pada bulan Mei setelah anjlok 19,557 juta pekerjaan pada April. Para ekonom telah memperkirakan lapangan kerja akan turun sekitar 9,0 juta pekerjaan.

Pada perdagangan sesi II IHSG berpotensi terkoreksi karena pergerakan kembali bermain di bawah level psikologis 5.000, sementara indikator teknikal RSI juga menunjukkan jenuh beli (overbought).

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, indikator garis BB masih menunjukkan pelebaran artinya kecenderungan masih bergerak naik.

Untuk melanjutkan penguatan perlu melewati level resistance selanjutnya yang berada di area 5.055 dan berlanjut hingga area 5.090. Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area 4.945 hingga area 4.905.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang berada di wilayah positif, namun mencoba berpotongan di atas area MACD, maka ada kecenderungan untuk terkoreksi.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 80.57 yang menjadi area jenuh beli, dengan garis yang turun ke bawah, artinya pergerakan selanjutnya cenderung konsolidasi atau terkoreksi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator RSI yang overbought, maka pergerakan IHSG berpotensi untuk konsolidasi atau koreksi.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular