Sesi I IHSG Gagal Bertahan di 5.000, Asing Masuk Rp 538 M

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 June 2020 12:07
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi 1 perdagangan Kamis (4/6/20) ditutup menanjak sebesar 0,85% ke level 4.983,18 setelah sempat menembus level psikologis di angka 5.000 IHSG. Kenaikan ini memperpanjang reli naik IHSG menjadi 7 hari berturut-turut.

Reli panjang IHSG hari dalam 2 pekan terakhir ini masih seputar optimisme para pelaku pasar akan diputarnya kembali perekonomian Indonesia dan banyak negara-negara lain di berbagai belahan dunia. Dengan dibukanya kembali perekonomian, perusahaan-perusahaan yang terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat kembali beroperasi.

Risk appetite investor asing nampaknya sudah kembali, investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih sebanyak  Rp
538 miliar di pasar reguler hari ini. Nilai transaksi pagi ini tercatat sudah mencapai Rp 6,71 triliun.

Tercatat 240 saham mengalami kenaikan, 144 turun, dan 153 sisanya harganya tidak berubah.

 

Dini hari tadi, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (3/6/2020) juga ditutup di zona hijau. 

Indeks Dow Jones menguat 2,05%, S&P 500 juga naik 1,36%, sementara Nasdaq menanjak sebesar 0,78%. 

Dikutip dari CNBC International, perusahaan penggajian Automatic Data Processing Inc (ADP) merilis data tenaga kerja AS sektor swasta. Meski kembali merosot, angkanya jauh lebih baik dari estimasi.

ADP pada Rabu kemarin melaporkan sektor swasta AS mengurangi 2,76 juta tenaga kerja sepanjang bulan Juni. Pengurangan karyawan tersebut jauh lebih baik dari prediksi para ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 8,75 juta.

Sementara itu ISM juga melaporkan sektor non-manufaktur AS mulai bangkit. Hal tersebut terlihat dari purchasing managers' index (PMI) non-manufaktur yang naik menjadi 45,4 di bulan Mei dari bulan April 41,8. Angka di bulan April tersebut merupakan kontraksi pertama sejak Desember 2009, dan yang terdalam sejak Maret 2009.

"Kita sekali lagi melihat investor masuk ke aset-aset berisiko hari ini. Semua itu berhubungan dengan data ekonomi yang dirilis. Pasar berfikir yang terburuk sudah lewat, dan ekonomi mulai bangkit," kata Ryan Nauman, ahlistrategi pasar di Financial Intelligence.


Sejumlah perusahaan yang diperkirakan mendapat manfaat dari pelonggaran lockdown mendapat manfaat dari perdagangan kemarin. Termasuk perusahaan raksasa pembuat pesawat yakni Boeing yang naik 13% dan minyak AS Exxon Mobil yang naik 4,1%.

Pada 09:05 WIB Indeks kontrak berjangka (futures) Dow Jones di AS, DowFutures juga terpantau mengalami pelemahan sebesar 0,07%.

"Meski ada beberapa isu penting, seperti kerusuhan di AS, hubungan dengan China, dan pandemi Covid-19, pasar saham tetap berfokus pada satu hal, diputarnya kembali roda perekonomian di AS dan secara global," kata Jim Paulsen, kepala strategi investasi di Leuthold Group, sebagaimana dilansir CNBC Internasional.

Sedangkan bursa Asia mayoritas bervariatif, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong turun sebesar 0,11%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 0,23%, sedangkan STI Singapora naik sebesar 0,39%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular