Internasional

Ekonom Moody's: Saya Pikir Resesi Sudah Berakhir!

tahir saleh, CNBC Indonesia
04 June 2020 08:10
foto : REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Fakta bahwa ada 3 juta pekerjaan yang hilang akibat pandemi virus corona (Covid-19) memang sulit diterima, tapi penurunan tajam dalam hal gaji para pekerja swasta selama Mei lalu dinilai menjadi sinyal bahwa ekonomi dunia, khususnya AS, bakal segera pulih karena tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) di bawah ekspektasi.

Data ADP National Employment Report (Laporan Ketenagakerjaan Nasional AS) melaporkan pada Rabu (3/6/2020) bahwa perusahaan di AS mencatatkan PHK hingga 2,76 juta pada bulan lalu.

Dalam keadaan normal, jumlah PHK ini sebetulnya akan dianggap sebagai bencana besar. Tapi laporan itu muncul di tengah situasi abnormal, saat pandemi Covid-19.

Sebaliknya, fakta PHK yang jauh di bawah perkiraan yakni 8,75 juta PHK sebagaimana disurvei para analis, memberikan harapan bahwa krisis paling parah dalam sejarah AS akan segera pulih.

"Kabar baiknya adalah saya pikir resesi sudah berakhir, resesi Covid-19 sudah berakhir," kata Mark Zandi, Kepala Ekonom Moody's Analytics, dilansir CNBC International, Kamis (4/6/2020).


"Gelombang kedua [Covid-19], gelombang kedua utama Covid-19 [juga] terhalangi, atau [bisa terjadi maka itu] kesalahan kebijakan yang sangat serius," kata Zandi, yang ikut menyusun laporan ADP.

Namun dia menegaskan kabar buruk, "pemulihan [ekonomi] akan menjadi sebuah pekerjaan yang berat sampai ada vaksin atau terapi yang didistribusikan dan diadopsi secara luas [guna mengatasi Covid-19]."

Data ADP mencatat, perusahaan di AS memangkas 2,76 juta pekerja pada Mei lalu karena pandemi coronavirus terus menghantam ekonomi Negeri Paman Sam. PHK itu paling besar terjadi di sektor-sektor berskala massal, dengan jumlah PHK mencapai 1,6 juta. Adapun sektor manufaktur mencatatkan PHK 719.000 pekerja.

Meski demikian, total yang dilaporkan ini jauh di bawah perkiraan 8,75 juta dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones dan bisa menjadi pertanda lain bahwa PHK terkait virus korona mulai berakhir.

"Jelas angka yang mengerikan [PHK], tetapi tidak separah yang diharapkan," kata Zandi.

Dia menilai laporan klaim pengangguran pada Mei lalu memberikan indikasi laju PHK telah melambat dan orang-orang akan kembali bekerja.

Data juga mengungkapkan, klaim berkelanjutan atau jumlah para pekerja yang menerima tunjangan pengangguran dalam dua pekan, anjlok hampir 3,9 juta. Padahal ketika terjadi klaim pertama kali, jumlahnya bertambah lebih dari 2,1 juta.

Klaim berkelanjutan buat para pengangguran ini mencapai 24,9 juta pada 9 Mei lalu, tapi data ini dicatat 3 hari sebelum minggu pendataan sebagai sampel yang digunakan ADP dan Departemen Tenaga Kerja AS untuk menghitung perkiraan mereka.

Zandi mengatakan tingkat pengangguran di AS diproyeksikan mencapai di atas 20%, terburuk sejak Depresi Hebat tahun 1930-an. Dia memperkirakan sekitar 50 juta pekerja Amerika terkena dampak resesi yang disebabkan oleh virus corona.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/sef) Next Article Moody's: Pulihkan Ekonomi, RI Harus Kendalikan Kasus Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular