Internasional

Kerusuhan Gak Ngefek, 3 Indeks Saham di Wall Street Terbang

tahir saleh, CNBC Indonesia
03 June 2020 06:47
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga indeks acuan utama di bursa Wall Street Amerika Serikat melonjak signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (2/6/2020) di tengah aksi demonstrasi memprotes kematian warga sipil George Floyd di hampir seluruh negara bagian AS. Analis memandang faktor pembukaan ekonomi lebih berperan mendorong kenaikan indeks.

Data perdagangan mencatat, pada penutupan Selasa waktu AS (2/6/2020) atau Rabu pagi waktu Indonesia, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat hingga 1,05% di level 25.742,65, disusul Indeks S&P500 juga naik 0,82% di level 3.080,82 dan Indeks Nasdaq naik 0,59% di posisi 9.608,38.

Saham-saham penggerak kenaikan S&P di antaranya Gap Inc melesat 7,68%, Western Union terbang 11,29%, dan DXL Technology naik 9,49%, sementara saham-saham pendorong DJIA di antaranya Dow Inc 5,15%, American Express 2,39%, dan Exxon Mobil Corp 2,23%.

Adapun saham-saham di Nasdaq yang melesat di antaranya Qualcomm Inc 6,15%, Align Technology 5,28% dan Texas Instrument 4,08%.

Philadelphia police and National Guard take a knee at the suggestion of Philadelphia Police Deputy Commissioner Melvin Singleton, unseen, outside Philadelphia Police headquarters in Philadelphia, Monday, June 1, 2020 during a march calling for justice over the death of George Floyd, Floyd died after being restrained by Minneapolis police officers on May 25. (AP Photo/Matt Rourke)Foto: Demo Kematian George Floyd (AP/Matt Rourke)
Philadelphia police and National Guard take a knee at the suggestion of Philadelphia Police Deputy Commissioner Melvin Singleton, unseen, outside Philadelphia Police headquarters in Philadelphia, Monday, June 1, 2020 during a march calling for justice over the death of George Floyd, Floyd died after being restrained by Minneapolis police officers on May 25. (AP Photo/Matt Rourke)


"Pasar modal itu mengikuti mekanisme ke depan. Jadi pelaku pasar melihat enam bulan dari sekarang, sembilan bulan dari sekarang akan ada lebih banyak ketidakselarasan [antara kondisi AS dan pasar modal]. Ekonomi akan kembali, dan pendapatan [masyarakat] akan pulih," kata Steven DeSanctis, ahli strategi saham di bank investasi Jefferies Group, dilansir CNBC International, Rabu (3/6/2020).

"Anda mendapat dukungan penuh dari The Fed [bank sentral AS]. Aliran dana ke pasar kredit luar biasa. Pasar modal akan semakin terbuka. IPO [pencatatan saham perdana] dan penawaran sekunder sedang dilakukan," katanya.


Dia mengatakan sejak pasar kredit ditutup pada Februari, The Fed telah menciptakan program demi program untuk menjaga pasar kredit tetap bergerak, termasuk menggelontorkan lebih banyak pendanaan di pasar pinjaman jangka pendek, membeli surat utang AS atau US Treasury, fasilitas surat berharga komersial, menyediakan program obligasi kota, dan rencana membeli obligasi korporasi.

The Fed juga sudah memangkas suku bunga menjadi nol, dan berjanji melakukan apa pun yang diperlukan, bahkan siap menggelembungkan neraca keuangannya menjadi US$ 7,1 triliun.

Penguatan ini melanjutkan zona hijau yang sudah dibukukan sejak pembukaan tadi malam. DJIA dibuka tadi malam melesat 137,46 poin (+0,54%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian berlanjut menjadi 125,37 poin (+0,49%) ke 25.600,39.

Indeks Nasdaq juga dibuka naik 6,52 poin (+0,07%) ke 9.558,57 dan S&P 500 melambung 8,18 poin (+0,27%) ke 3.063,91 saat pembukaan.

Saham maskapai penerbangan American Airlines, United Airlines dan Southwest Airlines kompak menguat di kisaran 3%. Reli ini terjadi berbarengan dengan kenaikan harga minyak mentah sebesar 2,7%.

Dalam pidato di Gedung Putih pada Senin malam, Presiden AS Donald Trump menegaskan bakal menurunkan tentara jika pemerintah negara bagian dan walikota gagal mengendalikan aksi demonstrasi yang dipicu kematian George Floyd dan memicu rasisme kembali menggema di AS ini.

"Saya menggerakkan semua sumber daya pemerintah federal maupun lokal, sipil maupun militer, untuk melindungi hak warga Amerika yang taat hukum," ujar Trump. "Jika negara bagian atau kota menolak bertindak cukup untuk membela nyawa dan properti warganya, maka aku akan mengirim militer AS dan segera mengatasi persoalan untuk mereka."



[Gambas:Video CNBC]




(tas/sef) Next Article Kenapa Kisruh Rasisme AS Selalu Tak Berefek ke Pasar Modal?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular