Rupiah Sedang Garang, Dolar Australia Merosot 1% Lebih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2020 11:33
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar AS merosot lebih dari 1% melawan rupiah pada perdagangan Selasa (2/6/2020). Sentimen new normal membuat mood investor global membaik, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, rupiah pun mendapat rejeki dan menjadi garang.  

Pada pukul 11:10 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.784,9, dolar Australia merosot 1,23% di pasar spot melansir data Refinitiv.


New normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Negara-negara di Asia, Eropa hampir semuanya akan memutar kembali roda perekonomiannya dengan melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Begitu juga dengan Amerika Serikat, negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia.


China, negara awal virus corona, sudah melonggarkan lockdown sejak bulan Maret lalu, dan memberikan bukti perekonomian bisa segera bangkit. Hal tersebut terlihat dari sektor manufaktur yang kembali berekspansi dalam 3 bulan beruntun setelah mengalami kontraksi tajam di bulan Maret.

Minggu (31/5/2020) lalu, purchasing managers' index (PMI) manufaktur China bulan Mei dilaporkan sebesar 50,6. Meski menurun dari bulan sebelumnya 50,8, tetapi masih di atas 50, yang artinya sektor manufaktur China masih berekspansi. Di bulan Maret, PMI manufaktur China berada di level 52, naik tajam ketimbang bulan Februari sebesar 35,7, yang merupakan kontraksi terdalam sepanjang sejarah.



Data PMI manufaktur China tersebut memberikan gambaran pemulihan ekonomi V-shape, merosot tajam akibat pandemi Covid-19, dan melesat naik ketika penyebaranya virus corona berhasil diredam. Jika semua negara bisa meniru pemulihan ekonomi China, resesi global tentunya bisa terhindarkan.

Indonesia juga memulai new normal di pekan ini. Dalam skema new normal di bidang perdagangan, sejumlah pusat perbelanjaan akan dibuka kembali secara bertahap. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut ada 5 fase atau tahapan yang akan diterapkan.

"Setiap minggu kita lihat, karena kita mau menggerakkan Ekonomi secara cepat. Mungkin dan supaya tak ada distorsi yang lain-lain karena kita harus meningkatkan atau menghidupkan segera yang kemarin banyak pusat perbelanjaan tutup, dan pasar tradisional, dan ini kita harus buka minggu depan dengan protokol kesehatan yang ketat," kata Agus seperti dikutip CNBC Indonesia dari Rekaman Humas Kemendag, Jumat (29/5/2020).



Fase pertama akan dimulai di minggu pertama bulan Juni 2020 dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Pembukaan kembali pasar rakyat dengan pembatasan pengunjung maksimal 50% dari kapasitas. Pedagang bergiliran berjualan dengan jarak maksimal 1,5 meter.
  2. Toko swalayan tetap buka dengan menerapkan jarak di antrean. Pada fase ini, departemen store belum boleh beroperasi.
  3. Restoran atau rumah makan diperbolehkan membuka layanan makan di tempat atau dine in dengan kapasitas pengunjung maksimal 30%. Sedangkan kafe belum boleh beroperasi.
  4. d. Toko obat atau farmasi beroperasi penuh.
  5. e. Mal, restoran di rest area, salon/spa, tempat hiburan/pariwisata belum boleh beroperasi.
Kemudian fase kedua akan dimulai pekan depan, fase ketiga, keempat, dan kelima akan menyusul di minggu-minggu berikutnya dengan beberapa penambahan ketentuan. Di fase kedua misalnya, akan ada evaluasi untuk membuka kembali departemen store, kemudian fase ketiga tempat hiburan boleh kembali beroperasi dengan jumlah pengunjung yang dibatasi, dan fase keempat jumlah pengunjung di beberapa sektor bisa ditambah.

Fase kelima akan menjadi evaluasi secara menyeluruh, dan diharapkan kegiatan perdagangan dapat beroperasi secara penuh di akhir Juli atau awal Agustus.

Dengan diputarnya kembali roda bisnis, diharapkan dapat meminimalisir kemerosotan bahkan membangkitkan perekonomian Indonesia secara perlahan, meski harus berhati-hati agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. 


TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular