Internasional

Jadi Korban Keganasan Corona, Real Brasil Ambrol 42% Lebih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 May 2020 15:02
Mata Uang Brasil
Foto: Real Brazil (REUTERS/Ricardo Moraes)
Selasa kemarin, Kementerian Ekonomi Brasil merilis data tenaga kerja atau yang disebut CAGED. Data tersebut menunjukkan pada periode Maret-April, jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Brasil mencapai 1 juta orang.

Data CAGED menunjukkan sepanjang 2019, perekonomian Brasil mampu menciptakan dan menyerap 644.079 tenaga kerja. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 2013. Tren apik pasar tenaga kerja masih berlanjut di 2 bulan pertama tahun ini. Pada Januari sebanyak 113.115 tenaga kerja berhasil terserap, di bulan selanjutnya 224.818 tenaga kerja.

Tetapi semua berubah memasuki bulan Maret, terjadi PHK terhadap 240.702 tenaga kerja, disusul bulan April 860.503 di bulan selanjutnya. PHK di bulan April tersebut sekaligus menjadi yang terbesar sejak data mulai dicatat 30 tahun lalu.

Pemerintah Brasil pada 13 Mei lalu sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto (PDB). Untuk tahun 2020, ekonomi Brasil diprediksi mengalami kontraksi alias minus 4,7%, dan menjadi yang terburuk lebih dari 1 abad terakhir.

Proyeksi terbaru tersebut berdasarkan ada kerusakan yang disebabkan oleh Covid-19 dan kebijakan karantina wilayah (lockdown).



"Gangguan yang terjadi di sektor produksi hingga konsumsi akan memberikan dampak yang besar ke PDB di tahun 2020. Bagian substansial dari PDB yang hilang selama masa lockdown tidak akan bisa kembali, sehingga membawa PDB turun signifikan," tulis Kementerian Ekonomi Brasil yang dikutip Reuters.

Guna meminimalisir dampak Covid-19 dan merangsang perekonomian, Bank Sentral Brasil memangkas suku bunga acuannya atau yang disebut Selic secara agresif. Persis tiga pekan lalu, Selic dipangkas sebesar 75 basis poin menjadi 3% yang merupakan rekor terendah sepanjang sejarah. Tidak hanya itu, Bank Sentral Brasil juga mengindikasikan akan kembali melakukan pemangkasan bulan Juni mendatang, juga sebesar 75 bps.

"Pada pertemuan selanjutnya, tergantung dari skenario fiskal dan data ekonomi, komite pembuat kebijakan mempertimbangkan penyesuaian kebijakan moneter terakhir, besarnya tidak akan lebih dari saat ini (75 bps)," kata komite kebijakan moneter sebagaimana dilansir Reuters.

Sejak pemangkasan suku bunga tersebut, kurs real perlahan mulai bangkit dan menjauhi rekor terlemah sepanjang masa.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular