
Rebranding Bank Royal, Asing Borong Saham BCA Rp 323 M
tahir saleh, CNBC Indonesia
28 May 2020 13:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siap melakukan rebranding PT Bank Royal Indonesia yang belum lama ini diakuisisi dengan mengubah namanya menjadi Bank Digital BCA.
Kabar rebranding dan akan dirilisnya wajah baru Bank Royal memberikan sentimen positif bagi harga saham BBCA pada sesi I Kamis ini (28/5/2020).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham BBCA melesat 5,44% di level Rp 26.175/saham. Nilai transaksi BBCA hari ini mencapai Rp 663,01 miliar dengan volume perdagangan 25,46 juta saham. Kapitalisasi pasar BBCA hari ini mencapai Rp 645,34 triliun.
Dalam sepekan terakhir perdagangan, saham BBCA menguat 9,86% dan sebulan terakhir sahamnya naik 2,25%. Namun secara year to date, atau tahun berjalan, saham BBCA 21,69%. Asing hari ini masuk hingga Rp 323,47 miliar di pasar reguler, tapi year to date asing kabur hingga Rp 6,20 triliun di pasar reguler.
Bank Royal diakuisisi oleh bank milik Grup Djarum ini pada April 2019 dan aktanya diteken pada 31 Oktober 2019 dengan nilai akuisisi mencapai Rp 988,04 miliar.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan perseroan sudah melakukan suntikan modal ke dua anak usaha perusahaan di tahun lalu. Pertama untuk BCA Syariah sebesar Rp 1 triliun guna memperkuat lini perbankan syariah.
Kedua, suntikan modal tambahan untuk Bank Royal. "Untuk Bank Royal, ada nama baru, dan sudah dapat persetujuan, nama barunya Bank Digital BCA," tegas Vera dalam paparan publik virtual kinerja kuartal I-2020, Rabu (27/5/2020).
"Soft opening [akan dilakukan] tahun ini di semester kedua, biasanya juga lebih percobaan internal untuk beberapa aplikasi yang kita siapkan saat ini. Kita tunggu tanggal mainnya. Kalau ready pasti diinformasikan [soal launching Bank Digital BCA]," kata Vera.
Rencana ini sebetulnya sudah didengungkan Vera sejak Desember tahun lalu kendati baru kali ini akhirnya resmi diumumkan. Vera, pada 11 Desember 2019, juga menegaskan bahwa meski dengan brand baru, dia memastikan, Bank Royal masih akan tetap dipertahankan sebagai bank digital.
Sebelumnya Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA, mengatakan Bank Royal Indonesia sebagai anak usaha di bidang perbankan digital yang akan menggarap segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Guna melancarkan rencana ini, BCA akan menyuntikkan modal kepada Bank Royal. Besar suntikan dananya sebesar Rp 1 triliun. Dengan suntikan modal ini Bank Royal akan menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Suntikan modal ini di luar nilai akuisisi Rp 988 miliar. Pada 5 November 2019 lalu BCA menggenggam 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham Bank Royal.
April 2019, BCA mengumumkan secara resmi mengakuisisi Bank Royal. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 April 2019, BCA dan anak usahanya BCA Finance sudah membeli seluruh saham Bank Royal dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi, dan Ko Sugiarto. Pada 31 Oktober 2019, Akta Jual Beli tersebut diteken.
"Dalam jangka panjang, akuisisi ini juga diharapkan dapat memberikan added value yang berkesinambungan bagi semua stakeholders," kata Direktur BCA Subur Tan, dalam keterangan pers yang disampaikan, Selasa (5/11/2019).
Bank Royal adalah bank swasta yang masuk dalam kategori bank BUKU I (bank umum kelompok usaha I). BCA mengakuisisi Bank Royal dari keluarga Soemadi pada April 2019.
Dalam kesempatan terpisah, Jahja menyampaikan, Bank Royak memang akan mengarah ke bank digital. Bank digital adalah bank yang beroperasi secara digital. Bank ini mengandalkan internet untuk menjangkau nasabahnya sehingga bank tidak akan memiliki kantor cabang.
"Bank Royal akan mengarah ke bank digital. Proses sedang berlangsung untuk finalisasi akuisisi. Juni akan mulai trial digital operation (percobaan operasi bank digital)," ujar Jahja, Senin (28/10/2019).
Di Asia baru ada dua bank digital, yakni bank milik Tencent dan bank milik Alipay. Kedua bank ini memproses semua transaksi yang dilakukan konsumen Tencent dan Alipay terutama remitansi (pengiriman uang).
(tas/hps) Next Article BCA Resmi Ganti Nama Bank Royal Jadi Bank Digital BCA
Kabar rebranding dan akan dirilisnya wajah baru Bank Royal memberikan sentimen positif bagi harga saham BBCA pada sesi I Kamis ini (28/5/2020).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham BBCA melesat 5,44% di level Rp 26.175/saham. Nilai transaksi BBCA hari ini mencapai Rp 663,01 miliar dengan volume perdagangan 25,46 juta saham. Kapitalisasi pasar BBCA hari ini mencapai Rp 645,34 triliun.
Bank Royal diakuisisi oleh bank milik Grup Djarum ini pada April 2019 dan aktanya diteken pada 31 Oktober 2019 dengan nilai akuisisi mencapai Rp 988,04 miliar.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan perseroan sudah melakukan suntikan modal ke dua anak usaha perusahaan di tahun lalu. Pertama untuk BCA Syariah sebesar Rp 1 triliun guna memperkuat lini perbankan syariah.
Kedua, suntikan modal tambahan untuk Bank Royal. "Untuk Bank Royal, ada nama baru, dan sudah dapat persetujuan, nama barunya Bank Digital BCA," tegas Vera dalam paparan publik virtual kinerja kuartal I-2020, Rabu (27/5/2020).
"Soft opening [akan dilakukan] tahun ini di semester kedua, biasanya juga lebih percobaan internal untuk beberapa aplikasi yang kita siapkan saat ini. Kita tunggu tanggal mainnya. Kalau ready pasti diinformasikan [soal launching Bank Digital BCA]," kata Vera.
Rencana ini sebetulnya sudah didengungkan Vera sejak Desember tahun lalu kendati baru kali ini akhirnya resmi diumumkan. Vera, pada 11 Desember 2019, juga menegaskan bahwa meski dengan brand baru, dia memastikan, Bank Royal masih akan tetap dipertahankan sebagai bank digital.
Sebelumnya Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA, mengatakan Bank Royal Indonesia sebagai anak usaha di bidang perbankan digital yang akan menggarap segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Guna melancarkan rencana ini, BCA akan menyuntikkan modal kepada Bank Royal. Besar suntikan dananya sebesar Rp 1 triliun. Dengan suntikan modal ini Bank Royal akan menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Suntikan modal ini di luar nilai akuisisi Rp 988 miliar. Pada 5 November 2019 lalu BCA menggenggam 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham Bank Royal.
April 2019, BCA mengumumkan secara resmi mengakuisisi Bank Royal. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 April 2019, BCA dan anak usahanya BCA Finance sudah membeli seluruh saham Bank Royal dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi, dan Ko Sugiarto. Pada 31 Oktober 2019, Akta Jual Beli tersebut diteken.
"Dalam jangka panjang, akuisisi ini juga diharapkan dapat memberikan added value yang berkesinambungan bagi semua stakeholders," kata Direktur BCA Subur Tan, dalam keterangan pers yang disampaikan, Selasa (5/11/2019).
Bank Royal adalah bank swasta yang masuk dalam kategori bank BUKU I (bank umum kelompok usaha I). BCA mengakuisisi Bank Royal dari keluarga Soemadi pada April 2019.
Dalam kesempatan terpisah, Jahja menyampaikan, Bank Royak memang akan mengarah ke bank digital. Bank digital adalah bank yang beroperasi secara digital. Bank ini mengandalkan internet untuk menjangkau nasabahnya sehingga bank tidak akan memiliki kantor cabang.
"Bank Royal akan mengarah ke bank digital. Proses sedang berlangsung untuk finalisasi akuisisi. Juni akan mulai trial digital operation (percobaan operasi bank digital)," ujar Jahja, Senin (28/10/2019).
Di Asia baru ada dua bank digital, yakni bank milik Tencent dan bank milik Alipay. Kedua bank ini memproses semua transaksi yang dilakukan konsumen Tencent dan Alipay terutama remitansi (pengiriman uang).
(tas/hps) Next Article BCA Resmi Ganti Nama Bank Royal Jadi Bank Digital BCA
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular