Bank Royal: dari Ciparay, Dibeli Djarum Jadi Bank Digital BCA

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 May 2020 12:02
Bank BCA
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siap melakukan rebranding PT Bank Royal Indonesia yang belum lama ini diakuisisi dengan mengubah namanya menjadi Bank Digital BCA.

Bank Royal diakuisisi oleh bank milik Grup Djarum ini pada April 2019 dan aktanya diteken pada 31 Oktober 2019 dengan nilai akuisisi mencapai Rp 988,04 miliar.

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan perseroan sudah melakukan suntikan modal ke dua anak usaha perusahaan di tahun lalu. Pertama untuk BCA Syariah sebesar Rp 1 triliun guna memperkuat lini perbankan syariah.

Kedua, suntikan modal tambahan untuk Bank Royal. "Untuk Bank Royal, ada nama baru, dan sudah dapat persetujuan, nama barunya Bank Digital BCA," tegas Vera dalam paparan publik virtual kinerja kuartal I-2020, Rabu (27/5/2020).

"Soft opening [akan dilakukan] tahun ini di semester kedua, biasanya juga lebih percobaan internal untuk beberapa aplikasi yang kita siapkan saat ini. Kita tunggu tanggal mainnya. Kalau ready pasti diinformasikan [soal launching Bank Digital BCA]," kata Vera.


Rencana ini sebetulnya sudah didengungkan Vera sejak Desember tahun lalu kendati baru kali ini akhirnya resmi diumumkan. Vera, pada 11 Desember 2019, juga menegaskan bahwa meski dengan brand baru, dia memastikan, Bank Royal masih akan tetap dipertahankan sebagai bank digital.

Sebelumnya Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA, mengatakan Bank Royal Indonesia sebagai anak usaha di bidang perbankan digital yang akan menggarap segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).


Guna melancarkan rencana ini, BCA akan menyuntikkan modal kepada Bank Royal. Besar suntikan dananya sebesar Rp 1 triliun. Dengan suntikan modal ini Bank Royal akan menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II. Suntikan modal ini di luar nilai akuisisi Rp 988 miliar. Pada 5 November 2019 lalu BCA menggenggam 99,99% saham Bank Royal dan PT BCA Finance 0,01% dari total saham Bank Royal.

April 2019, BCA mengumumkan secara resmi mengakuisisi Bank Royal. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 16 April 2019, BCA dan anak usahanya BCA Finance sudah membeli seluruh saham Bank Royal dari PT Royalindo Investa Wijaya, Leslie Soemadi, Ibrahim Soemadi, Nevin Soemadi, dan Ko Sugiarto. Pada 31 Oktober 2019, Akta Jual Beli tersebut diteken.

"Dalam jangka panjang, akuisisi ini juga diharapkan dapat memberikan added value yang berkesinambungan bagi semua stakeholders," kata Direktur BCA Subur Tan, dalam keterangan pers yang disampaikan, Selasa (5/11/2019).

Bank Royal adalah bank swasta yang masuk dalam kategori bank BUKU I (bank umum kelompok usaha I). BCA mengakuisisi Bank Royal dari keluarga Soemadi pada April 2019.

Dalam kesempatan terpisah, Jahja menyampaikan, Bank Royak memang akan mengarah ke bank digital. Bank digital adalah bank yang beroperasi secara digital. Bank ini mengandalkan internet untuk menjangkau nasabahnya sehingga bank tidak akan memiliki kantor cabang.

"Bank Royal akan mengarah ke bank digital. Proses sedang berlangsung untuk finalisasi akuisisi. Juni akan mulai trial digital operation (percobaan operasi bank digital)," ujar Jahja, Senin (28/10/2019).

Di Asia baru ada dua bank digital, yakni bank milik Tencent dan bank milik Alipay. Kedua bank ini memproses semua transaksi yang dilakukan konsumen Tencent dan Alipay terutama remitansi (pengiriman uang).

[Gambas:Video CNBC]






Bagaimana sebetulnya profil Bank Royal yang nanti akan berganti nama menjadi Bank Digital BCA ini?

Data resmi situs perseroan mencatat, bank ini sebelumnya bernama PT Bank Rakjat Parahyangan yang berkedudukan di Bandung, Ciparay, dan didirikan dengan akta notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH., No.35 pada 25 Oktober 1965. Artinya bank ini cukup tua, 54 tahun beroperasi di Indonesia.

Nama bank kemudian berubah pada 21 Agustus 1982 menjadi PT Bank Pasar Rakyat Parahyangan. Kemudian pada 8 Januari 1990, status bank ditingkatkan menjadi bank umum dan namanya diganti menjadi PT Bank Royal Indonesia sampai saat ini.

Bank ini sudah mendapatkan izin usaha sebagai pedagang valuta asing dari Bank Indonesia sejak 13 November 1997. Kegiatan utama Bank Royal adalah menjalankan usaha di bidang perbankan, berkantor pusat di Jakarta Pusat, Jalan Suryopranoto, Nomor 52.

Bank Royal Indonesia mempunyai satu Kantor Cabang Utama di Surabaya dan enam Kantor Cabang Pembantu yaitu di Lautze, Mangga Dua, Hayam Wuruk, Kelapa Gading, Tangerang, dan Tanah Abang.

Mengacu laporan keuangan pada Januari 2019, aset Bank Royal baru mencapai Rp 904,44 miliar, dengan total kredit sebesar Rp 544,53 miliar. Adapun giro pada Januari 2019 itu sebesar Rp 23,78 miliar dan tabungan Rp 51,93 miliar. Pendapatan bunga pada periode itu sebesar Rp 8,52 miliar dan laba Rp 471 juta.

Selain itu, pada laporan tahun 2017, disebutkan perusahaan baru mendapatkan penambahan modal disetor dari pemegang saham dengan total penambahan sebesar Rp 100 miliar.

Pemegang saham Bank Royal per Desember 2017

Saham%
PT Royalindo INvesta Wijaya73,45
Leslie Soemedi8,76
Ibrahim Soemedi4,51
Ko Sugiarto4,51
Herman Soemedi4,51
Nevin Soemedi4,25
Sumber: Bank Royal 


Dana Pihak Ketiga Bank Royal Indonesia
2017 (Rp miliar)2016 (Rp miliar)
Giro40,0968,40
Tabungan37,4747,44
Deposito539,14515,33
Total607,69634,18
Sumber: Bank Royal 


Sebelum dicaplok BCA, komisaris utama Bank Royal dijabat oleh Ibrahim Soemedi. Pria yang menggeluti dunia perbankan sejak tahun 1990, menjabat sebagai Komisaris Utama pada PT Bank Royal Indonesia sejak 2003 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Bank Royal.

Adapun direktur utama, Louis Halilintar Sjahlim, memulai karier di perbankan pada 1986 dengan bekerja di Bank Dagang Nasional Indonesia.

Pada 1990-1993 bergabung dengan Bank Arta Prima, lalu pada 1994-1995 bergabung dengan Bank Arta Graha dan terakhir di Bank Arta Media sebagai direktur pada 2002. Sebelum bergabung dengan Bank Royal Indonesia, Louis menjabat sebagai Direktur Operasional pada Bank Mitraniaga.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular